Rabu 09 Oct 2019 03:40 WIB

Ini Perusahaan Teknologi Cina yang Dicoret AS

Daftar hitam AS akan berdampak pada perusahaan Cina.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Friska Yolanda
Bendera Cina dan AS. Ilustrasi.
Foto: worldwide-connect.com
Bendera Cina dan AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Amerika Serikat mendaftarhitamkan (blacklist) delapan perusahaan teknologi Cina. Hal itu dilakukan, karena delapan perusahaan tersebut diduga terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim. 

Berikut adalah delapan perusahaan yang telah diblacklist oleh pemerintah AS. Di mana hal tersebut kemungkinan akan berdampak kepada perusahaan, pelanggan, dan pendukung keuangan mereka.

 

1. Hikvisions 

Hikvision memiliki nama resmi Hangzhou Hikvision Digital Technology. Mereka saat ini mempunyai valuasi sebesar 42 miliar dolar AS. Mereka juga mengklaim sebagai pembuat perangkat video pemantauan terbesar di dunia.

Merekan tidak lagi diizinkan untuk menjual ke agen pemerintah federal AS, sejak pertengahan Agustus. Karena adanya undang-undang yang memblokir lima perusahaan Cina yang dituding sebagai ancaman keamanan. Sebab, produk mereka memungkinkan akses ke sistem yang sensitif.

Masuknya Hikvision ke dalam daftar ini, membuat mereka tak bisa berbelanja komponen dari perusahaan asal Amerika Serikat. Diketahui, saat ini mereka bekerja sama dengan sejumlah perusahaan AS seperti Nvidia, Ambarella, Western Digital, dan Seagates sebagai penyuplai komponennya.

 

2. Sense Time Group 

Sense Time merupakan salah satu startup yang paling berkembang di Cina. Perusahaan yang berbasis di Hongkong dan Beijing itu didirikan pada 2014.

Perusahaan tersebut mengembangkan aplikasi untuk pengenalan wajah, analisis video, dan area lainnya. Teknologi yang dikembangkannya dapat mengidentifikasi individu dan menganalisis identitas seseorang menggunakan kamera.

Perusahaan ini juga telah menerima dana dari perusahaan Alibaba dan Suning.Com Co Ltd. Termasuk dari Temasek Holding Ltd, dana yang didukung negara, Sailing Capital, dan pembuat chip Qualcomm Inc.

 

3. Megvii Technology 

Perusahaan ini didirikan oleh Yin Qi dan dua temannya dari Universitas Tsinghua, pada 2011. Megvii tengah mempersiapkan penawaran umum perdana (IPO) di Hong Kong, untuk mengumpulkan setidaknya 500 juta dolar AS.

Megvii yang dikenal lewat pengenal wajah Face++, menyediakan teknologi ini kepada sejumlah perusahaan. Termasuk Alibaba, Ant Financial, Lenovo Group Ltd, dan Huawei.

 

4. iFlytek Co Ltd 

iFlytek didirikan pada 2011. Perusahaan ini dikenal untuk layanan pengenalan suara dan terjemahannya. Perusahaan ini juga menciptakan perangkat lunak pengenalan suara dan produk internet berbasis suara yang meliputi pendidikan, komunikasi, musik, industri mainan cerdas.

 

5. Zhejiang Dahua Technology 

Perusahaan yang bergerak di bidang video pengawasan ini telah 'go public' sejak 2008. Mereka juga masuk daftar hitam pemerintah AS, seperti Hikvisions.

Mereka mengklaim sebagai penyedia alat video pengawasan terbesar kedua di dunia. Di mana produk dan layanannya diterapkan di lebih dari 180 negara dan wilayah.

Produknya juga telah digunakan dalam acara-acara seperti Olimpiade Rio, KTT G20 Hangzhou serta proyek kereta bawah tanah di Brazil.

 

6. Xiamen Meiya Pico Information Co 

Perusahaan ini didirikan pada 1999, yang bergerak di bidanh pemulihan data. Xiamen Meiya Pico ini mengatakan bahwa mereka menyediakan produk dan layanan untuk penegakan hukum dan instansi pemerintah di seluruh dunia. 

Layanan forensik digital tersebut meliputi bukti ekstraksi dari media digital, seperti komputer, telepon genggam, dan kartu penyimpanan data. Mereka juga disebut mendukung keamanan untuk acara seperti Olimpiade Beijing, Gamezhou Asian Games, dan Shanghai World Expo.

 

7. Yitu Technology 

Perusahaan mengklaim bahwa mereka mengembangkan platform pengenalan wajahnya. Yang mampu mengidentifikasi lebih dari 1 miliar wajah dalam satu detik. 

Dikatakan pada 2015, teknologinya digunakan di 1.500 gerai bank di China. Mereka bekerja dengan ALIBABA CLOU, untuk membangun sebuah platform cloud untuk manajemen transportasi yang cerdas.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement