Selasa 15 Oct 2019 20:12 WIB

Penumpang Asal Vietnam Dideportasi dari Australia Karena Bawa Daging Babi Mentah

Australia saat ini sedang dalam tahap waspada terhadap masuknya flu babi Afrika.

Rep: Eden Hynninen/ Red:
.
.

Seorang penumpang perempuan asal Vietnam berusia 45 tahun telah dideportasi dari Bandara Sydney setelah petugas menemukan barang bawaan berupa daging babi mentah dan makanan lain di kopernya.

Kekhawatiran Flu Babi Afrika di Australia

 

Australia saat ini sedang dalam tahap waspada terhadap masuknya flu babi Afrika, sehingga petugas di perbatasan dengan ketat memeriksa berbagai bawaan penumpang internasioinal. Ini adalah kasus pertama dimana penumpang asing dipulangkan kembali ke negara asalnya karena membawa makanan yang tidak dilaporkan di kartu penumpang.

Penumpang yang tak disebutkan namanya itu kedapatan membawa daging babi mentah seberat 4,6 kg, telur rebus 470 gram, dan beberapa kilogram makanan lain seperti sotong, telur puyuh, buah dan bawang putih.

Menteri Pertanian Australia Bridget McKenzie menjelaskan, penumpang tersebut diperiksa di bandara sebagai bagian dari inspeksi rutin. "Kami akan berusaha memastikan bahwa negeri ini terbebas dari penyakit dan wabah," kata Menteri McKenzie.

Dia menjelaskan wabah flu Afrika yang menyerang babi saat ini merupakan wabah terhadap binatang paling buruk yang pernah disaksikannya. Penumpang internasional yang membawa masuk barang-barang yang dianggap beresiko tinggi bisa ditolak di bandara dan visanya dibatalkan untuk waktu tertentu.

Juru bicara Departemen Pertanian mengatakan dari pemeriksaan selama ini menunjukkan, 50 persen produk babi yang dihentikan di bandara internasional di seluruh Australia positif mengandung virus flu Afrika.

Angka ini menunjukkan kenaikan dari 15 persen sejak sembilan bulan lalu. Direktur Australian Pork, organisasi industri ternak babi, Margo Andrae memuji langkah pemerintah dalam mencegah masuknya virus flu babi Afrika tersebut.

"Departemen Pertanian melakukan tes dalam dua minggu terakhir dan melakukan penyitaan 157 kali atas 418 produk. Hampir 49 di antara produk itu mengandung virus flu babi Afrika," kata Andrae.

"Saya sangat kesal jika seseorang membawa 10 kg produk babi dalam koper mereka dan tidak melaporkannya karena akan mengancam industri bernilai jutaan dolar."

 

Ancaman global

Virus flu babi Afrika ini sangat mudah menjalar dan sejauh ini sudah memakan korban 25 persen produksi babi dunia. Virus ini sekarang sudah semakin mendekati Australia, setelah wabah ini dilaporkan terjadi di Timor Leste.

Menurut Departemen Pertanian dan Perikanan Timor Leste, sudah ada sekitar 100 kasus yang dilaporkan terjadi di kawasan Kota Dili, mematikan 405 ekor babi.

Sementara itu Menteri McKenzie mengatakan tim dokter Australia sudah berada di Timor Leste guna membantu mengatasi masalah tersebut. Dia mengatakan di Australia ada 2.700 peternak babi yang melibatkan 36 ribu pekerja.

McKenzie mengatakan Australia harus memastikan penyakit ini tidak sampai ke sini dan mempengaruhi industri lokal.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement