Kamis 17 Oct 2019 22:00 WIB

Swedia Pertahankan Nobel Sastra Meski Ada Kontroversi

Peraih Nobel Sastra 2019 menuai kontroversi karena komentar pembantaian Srebrenica.

Red: Nur Aini
Sekretaris Permanen Swedish Academy Mats Malm mengumumkan pemenang Nobel Sastra 2018 dan 2019 di Stockholm, Swedia, Kamis (10/10).
Foto: Anders Wiklund/TT via AP
Sekretaris Permanen Swedish Academy Mats Malm mengumumkan pemenang Nobel Sastra 2018 dan 2019 di Stockholm, Swedia, Kamis (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Akademi Swedia mempertahankan keputusan mereka untuk menganugerahkan Nobel Sastra 2019 kepada penulis asal Austria, Peter Handke. Hal itu setelah ada kontroversi bahwa penulis tersebut berkomentar tak pantas soal pembantaian Srebrenica.

Penganugerahan kepada Handke memicu kritik berbagai pihak, termasuk dari para penyintas pembantaian Srebrenica yang meminta Akademi Swedia menarik kembali hadiah sebesar sembilan juta Krona (sekitar Rp 13 miliar). Ketua asosiasi Para Ibu Srebrenica, Munira Subasic, yang mewakili para penyintas pembantaian 1995 itu, mengatakan bahwa keputusan Akademi Swedia “memalukan”.

Baca Juga

Pada 2006, Handke berbicara di pemakaman pemimpin Serbia, Slobodan Milosevic, yang meninggal saat berada dalam penahanan untuk menunggu putusan peradilan di pengadilan kejahatan perang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di DenHaag. Penulis itu juga menyerukan dukungan pada pemimpin Bosnia Radovan Karadzic dan Ratko Mladic, yang dihukum atas kasus genosida terhadap lebih dari 8.000 Muslim laki-laki di area kantong perlindungan PBB di Srebrenica.

Ketua Akademi SwediaMats Malm mengakui bahwa Handke membuat komentar yang tak sepatutnya, seperti dilansir dari artikel harian Swedia, Dagens Nyheter. Namun, Malm menambahkan, Handke tidak mengagung-agungkan pertumpahan darah dan jelas telah mengutuk pembantaian Srebrenica.

“Akademi Swedia tidak menemukan apa pun pada tulisannya yang mengangkat serangan terhadap masyarakat sipil maupun serangan terhadap penghormatan atas kesetaraan masyarakat,” tulis Malm.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement