Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, menurut pihak Istana Kerajaan, telah mencabut semua gelar kerajaan dan militer yang disandang selirnya Sineenat Wongvajirapakdi karena yang bersangkutan "tidak setia terhadap monarki."
Pengumuman mengejutkan ini muncul beberapa bulan setelah Sineenat Wongvajirapakdi mendapat gelar "Chao Khun Phra" yang artinya Selir Kerajaan.
Gelar itu diberikan bersaman dengan ulang tahun Raja Vajiralongkorn yang ke-67 bulan Juli lalu, suatu gelar pertama yang diberikan selama hampir satu abad.
Sekitar sebulan kemudian, Istana Kerajaan Thailand mengeluarkan sekitar 60 foto yang jarang terlihat sebelumnya dan juga biografi Sinneenat, antara lain foto-fotonya ketika aktif berdinas di militer seperti menerbangkan pesawat dan terjun payung.
Situs kerajaan kemudian tidak bisa diakses setelah foto-foto tersebut muncul, kemungkinan karena begitu besarnya minat dari publik untuk mengakses.
Mantan perawat tentara berusia 34 tahun tersebut dilaporkan melakukan pelanggaran tata krama kerajaan, dan "tidak setia kepada raja".
Demikian bunyi pertanyaan dua halaman yang diterbitkan resmi dalam buletin kerajaan Thailand.
"Selir Kerajaan Sineenat tidak menunjukkan rasa terima kasih dan berperilaku yang tidak sesuai dengan gelarnya," kata pernyataan tersebut.
Pengangkatan Sineena sebagai Selir Kerajaan terjadi dua bulan setelah Raja Vajiralongkorn resmi menikahi wakil tim pengawal pribadinya Suthida Tidjai (41 tahun).
Suthida kemudian diangkat menjadi Ratu, beberapa hari menjelang pelantikan Raja di bulan Mei, dengan nama resmi Ratu Suthida Vajiralongkorn na Ayudhaya.
Suthida adalah istri keempat dari Raja Thailand tersebut.
Pernyataan Istana Kerajaan Thailand juga menggambarkan Sineenat "tidak tahu berterima kasih."
"Dia juga tidak puas dengan gelar yang diberikan untuknya, dan berusaha melakukan semua hal untuk menjadi setingkat Ratu," kata pernyataan tersebut.
"Dia tidak mengerti mengenai tradisi dalam keluarga kerajaan. Dia menunjukkan ketidaksetiaan kepada Raja dan Ratu."
Raja Thailand yang baru ini tidaklah begitu dikenal publik, tidak seperti ayahnya Raja Bhumibol Adulyadej yang meninggal di tahun 2016.