Senin 28 Oct 2019 08:46 WIB

Bandara Daxing Buka Penerbangan Internasional

Bandara Daxing memiliki luas 100 lapangan sepak bola.

Lobi keberangkatan di Bandara Internasional Daxing, Beijing, China.
Foto: AP
Lobi keberangkatan di Bandara Internasional Daxing, Beijing, China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Bandara Daxing senilai 63 miliar dolar AS (sekitar Rp 884 triliun) yang baru dibuka di Beijing, China mulai menjalankan jadwal penerbangan internasional pertama, Ahad (27/10). Jalur penerbangan internasional dibuka untuk membantu menurunkan kesibukan lalu lintas pesawat di bandara Beijing Capital.

Pesawat dari maskapai Air China dengan tujuan Bangkok adalah yang pertama terbang secara internasional dari Daxing. British Airways juga akan menjalankan penerbangan antarbenua pertama menuju London.

Baca Juga

Sekitar 50 maskapai asing, termasuk Finnair, berencana mengalihkan seluruh atau sebagian penerbangan mereka dari Beijing Capital ke Daxing pada kuartal mendatang. Pengalihan penerbangan ke bandara baru tersebut ditargetkan selesai pada musim dingin tahun 2021. Sedangkan Air China dan Star Alliance kebanyakan akan tetap melayani penerbangan di bandara lama.

Bandara dengan rancang bentuk burung phoenix hasil karya arsitek Iraq, Zaha Hadid, itu dibuka secara resmi pada akhir September menjelang peringatan 70 tahun Republik Rakyat China berdiri. Daxing mempunyai empat landasan pacu dan disiapkan untuk dapat menampung hingga 72 juta penumpang per tahun, yang ditargetkan meningkat pada 2025 mencapai 100 juta penumpang.

Maskapai China Southern Airlines dan China Eastern Airlines adalah dua maskapai domestik utama yang melayani penerbangan di bandara Daxing, ditambah dengan Air China yang menyediakan sejumlah kecil penerbangan. Bagaimanapun, bandara seluas 100 lapangan sepak bola yang diharapkan menjadi bandara tersibuk di dunia itu mendapat kritik karena jaraknya yang jauh dari pusat kota Beijing.

Dengan menggunakan transportasi umum, misalnya, waktu tempuh dari pusat bisnis Beijing bisa lebih dari satu jam perjalanan, yaitu dua kali lipat lebih lama dibandingkan dengan waktu tempuh ke bandara lama. Pengelola berdalih bandara Daxing tidak hanya dirancang untuk melayani masyarakat Beijing, namun juga mereka dari kawasan lain di sekitar seperti Hebei dan Tianjin, untuk menyokong peningkatan pembangunan wilayah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement