Selasa 29 Oct 2019 10:21 WIB

Sebuah Rudal Jatuh Dekat Pangkalan Militer Irak

Pangkalan militer tersebut menampung pasukan AS di utara Baghdad.

Pengunjuk rasa berkumpul di Alun-Alun Tahrir di Baghdad, Irak, Senin (28/10). Menurut laporan media, sedikitnya 63 orang meninggal dalam protes tiga hari.
Foto: EPA-EFE/MURTAJA LATEEF
Pengunjuk rasa berkumpul di Alun-Alun Tahrir di Baghdad, Irak, Senin (28/10). Menurut laporan media, sedikitnya 63 orang meninggal dalam protes tiga hari.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Menteri Pertahanan Irak Najah al-Shammari mengatakan sebuah rudal jatuh di dekat pangkalan militer yang menampung pasukan AS di utara Baghdad, Selasa (29/10). Namun, insiden tersebut tidak menyebabkan kerusakan.

Shammari melakukan inspeksi di pangkalan Taji untuk melihat kondisi keamanan di lokasi tersebut. Ia didampingi oleh komandan penerbangan militer beserta pejabat senior dari Kementerian Pertahanan.

Baca Juga

"Camp Taji menyaksikan stabilitas keamanan tanpa adanya kerusakan," katanya dalam satu pernyataan.

Shammari menekankan perlunya kehati-hatian untuk menjaga keselamatan semua orang yang berada di kamp tersebut. Pembatasan jam malam di Baghdad diberlakukan pada Senin (28/10) setelah empat orang tewas dan 277 orang lainnya terluka pada hari keempat aksi protes antipemerintah.

Komandan militer senior Baghdad menyatakan pembatasan jam malam diterapkan karena kerusuhan, yang dipicu oleh ketidakpuasan atas kesulitan ekonomi serta praktik korupsi yang marak. Ulama populis Syiah Moqtada al-Sadr, yang mendukung kubu paling berpengaruh di parlemen dan membantu Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi berkuasa, menyerukan pemilihan dini setelah pembatasan jam malam diumumkan. Massa berjanji tetap bertahan di alun-alun, lokasi aksi protes, meski ada pembatasan jam malam yang mereka anggap sebagai 'payung' bagi pasukan keamanan untuk melakukan pembersihan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement