Senin 04 Nov 2019 08:29 WIB

Begini Cara Pebisnis Australia Hadapi Maraknya Daging Oplos Di China

Ekspor daging sapi Australia ke China melonjak

Red:
.
.

Tingkat konsumsi daging sapi masyarakat China telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menyebabkan jumlah ekspor daging sapi Australia ke China melonjak menjadi 73 persen pada tahun lalu dan menempatkan negara ini sebagai pasar ekspor daging sapi terbesar Australia.

Daging Sapi Australia Marak Dioplos Di China:

  • Per September, China menjadi pasar ekspor daging sapi terbesar di Australia
  • Pakar mengatakan penipuan/pengoplosan daging sapi Australia banyak terjadi dan sulit dilacak
  • Perusahaan yang berbasis di Brisbane menggunakan blockchain untuk melacak asal-usul daging sapi yang diekspor dengan aman

 

Konsumen China rela membayar hingga ratusan dolar per kilogram untuk menikmati potongan steak yang tepat dari negara yang mereka percayai, tetapi sering kali mereka tidak mendapatkan daging sapi berkualitas asal Australia seperti yang mereka kira.

PricewaterhouseCoopers (PwC) memperkirakan bahwa setiap kilogram daging sapi yang dijual di China di bawah bendera Australia bukan daging sapi asal Australia.

Pemimpin agribisnis PwC, Craig Heraghty, mengatakan sangat sulit untuk menentukan skala dari praktek pengoplosan daging sapi Australia ini secara pasti.

"Dugaan ini kami dasarkan pada hasil informasi yang kami kumpulkan drai klien yang selama in menjual daging merah ke pasar China, distributor di lapangan dan industri penggembalaan ternak yang melayani pasar China," kata Craig Heraghty.

 

Warwick Powell, pendiri perusahaan Beefledger yang berbasis di Brisbane, mengatakan informannya di industri idaging sapi yang berbasis di China memperkirakan setiap 10 kilogram daging sapi yang dijual, hanya 1 kilogram saja daging yang sesuai dengan yang mereka klaim.

Penipuan in terjadi baik dalam bentuk daging bukan berasal dari negara asal yang diklaim di kemasan, bukan potongan daging dari bagian tubuh sapi yang diklaim maupun dioplos dengan sesuatu yang bukan daging sapi sama sekali.

"Daging itu dioplos dengan babi, dada bebek atau daging kuda," kata Powell.

Katherina Li, pendiri dan kepala eksekutif platform e-commerce yang berbasis di Beijing, Liberty Post, setuju bahwa penipuan makanan telah menjadi masalah besar yang merusak kepercayaan konsumen di China.

"Risiko peredaran produk daging sapi palsu di China sangat besar, mereka menggunakan produk yang lebih murah yang diklaim sebagai daging sapi Australia," katanya.

"Ini taktik yang sangat umum di sini."

Manfaatkan teknologi untuk memerangi penipuan

Perusahaan milik Warwick Powell meluncurkan program blockchain di China pada akhir bulan ini untuk memastikan pelanggan yang membeli daging sapi Australia yakin bahwa mereka mendapatkan apa yang telah mereka bayar.

"Kami menerapkan sistem yang meminimalkan risiko 'daging steak palsu' yang dikirimkan ke konsumen," kata Powell.

Dia mengatakan sistem teknologi tinggi ini akan memverifikasi semua aspek dari rantai pasokan daging sapi mulai dari tempat pemberian pakan hingga ke piring yang disajikan.

Dengan dukungan dari Food Agility, pusat penelitian koperasi yang didanai oleh Pemerintah Federal dan industri, Beefledger menggunakan sebuah sistem digital yang menggunakan teknologi 'kontrak pintar' untuk menggantikan letter of credit yang mudah dipalsukan

 

Informasi tentang lokasi ternak, kesehatan, transportasi, dan pemrosesan diunggah ke sistem blockchain Beefledger di setiap titik dalam rantai pasokan.

"Blockchain adalah teknologi terdesentralisasi yang menyimpan data melalui proses sebuah proses konsensus di mana banyak orang yang terlibat akan mengesahkan data ternak itu dan ini sangat, sangat sulit untuk diubah atau mengubah data itu belakangan," kata Powell.

Dia mengatakan teknologi baru ini memiliki kemampuan lebih dari sekedar melacak asal usul produk daging.

"Kami dapat mengamankan data untuk melacak kondisi transportasi, lebih akurat lagi memprediksi umur simpan dan tanggal penggunaan dan menghubungkan konsumen dengan produsen," katanya.

"Kami juga dapat mendorong anggota rantai pasokan untuk melakukan hal yang benar dengan menawarkan insentif melalui cryptocurrency yang baru didirikan

 

Diterbitkan ulang dari artikel berbahasa Inggris disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement