Sabtu 09 Nov 2019 11:18 WIB

John Ho, Penyintas Perang Vietnam yang Kini Berkebun Mangga di Darwin

Pekerjaan utama john Ho adalah di bidang IT di ABC Darwin.

Rep: Daniel Fitzgerald/ Red:
.
.

Meninggalkan Vietnam sebagai pengungsi, dan bekerja sebagai staf IT di ABC, John Ho juga memiliki kebun mangga berisi 1.000 pohon, tempatnya berlibur setiap tahun.

Pekerja IT Sekaligus Petani Mangga

 

Di tengah sengatan matahari tropis di kawasan Darwin River, negara bagian Northern Territory (Australia) ini, John Ho yang mengenakan topi lebar membawa tongkat panjang untuk memetik mangga. Wajahnya terus tersenyum lebar.

"Kalau anda suka melakukan sesuatu, kiita tidak pernah perduli bagaimana keadaan cuaca," kata Ho.

"Saya bisa berdiri di sini hanya dengan sebotol air, dan memanen mangga dari pagi hingga sore," katanya lagi.

"Saya senang melakukannya."

Kesukaan Ho memanen mangga dimulai ketika seorang temannya memintanya datang untuk membantu memanen mangga di kebunnya. "Kemudian saya berpikir, mengapa saya tidak memiliki kebun mangga sendiri, sehingga saya bisa memanen mangga sesuka saya," katanya.

 

Di tahun 1997, Ho membeli lahan di Darwin River yang kemudian ditanami dengan 1.000 pohon mangga. Awalnya John Ho sama sekali tidak mengetahui apapun soal mangga, namun kemudian dia bertekad untuk menjadi petani mangga yang benar dengan banyak belajar.

Dua hari seminggu

John Ho bukanlah petani mangga penuh waktu. Pekerjaan utamanya adalah di bidang IT di ABC Darwin, dan dia menggunakan waktu luangnya untuk menambah jumlah pohon mangga di kebunnya selama 20 tahun terakhir.

"Saya punya waktu 2 hari bebas setiap minggu, jadi daripada santai di rumah, saya menggunakan waktu itu untuk menanam mangga," kata John Ho.

"Kalau kita senang melakukan sesuatu, kita tidak akan pernah merasa adanya beban sama sekali."

 

Dan untuk melakukan panenan besar, John Ho mengambil seluruh cuti tahunannya untuk melakukan hal tersebut.

"Daripada pergi berlibur, saya menghabiskan hampir semua cuti tahunan saya untuk memanen mangga. jadi memanen mangga adalah liburan bagi saya," katanya.

"Tahun ini saya cuti selama lima minggu hanya untuk musim mangga saja. Saya sangat senang dengan ini."

Walau dia suka menanam dan memanen mangga, Ho mengatakan dia bertanam mangga juga untuk membantu orang lain.

"Saya senang membuat semua orang senang, jadi pemetik buah punya kerjaan, pekerja pengepakan bisa melakukan sesuatu, agen juga punya bisnis dan pelanggan juga senang bila kualitas mangganya bagus."

Setiap musim mangga, John Ho akan membawa belasan kotak mangga ke kantor ABC Darwin, dan siapa saja boleh mengambil mangga sesuka mereka.

 

Dari Vietnam ke Darwin River

John Ho berasal dari Vietnam dan tiba di Australia sebagai pengungsi di tahun 1981, setelah sebelumnya menghabiskan waktu enam bulan di sebuah kamp pengungsi di Malaysia.

Dia sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris ketika tiba namun belajar di Darwin Community College dan setelah selesai mendapat pekerjaan di ABC dimana dia sekarang sudah bekerja lebih dari 35 tahun.

Sekarang dengan kebunnya sendiri yang diberi nama Happy Ho Mangoes dan banyak mangga yang bisa dipanen setiap tahun, John Ho merasa bersyukur dengan kehidupannya selama ini. "Ketika saya berada di kebun, saya merasa santai," katanya.

"Saya ingin membuat tempat ini damai bagi siapa saja, bahkan termasuk untuk burung-burung."

"Jadi tidak seorang pun diizinkan berburu di tanah saya, saya tidak ingin melihat adanya darah di sini."

"Saya ingin semua ini tenang dan damai."

"Saya ingin ini tempat yang bagus dimana semua orang senang dan menikmati."

Lihat artikel selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement