REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kebakaran hutan di kawasan cagar alam pesisir New South Wales, Australia, diprediksi telah menewaskan setengah dari jumlah populasi Koala (Phascolarctos cinereus) yang merupakan hewan endemik di Australia. Dalam beberapa waktu terakhir, kebakaran hutan dan lahan tidak hanya menyasar kawasan cagar alam, tetapi juga di beberapa wilayah New South Wales.
Api yang mulai menjalar dari Cagar Alam Danau Innes telah merusak habitat dua pertiga Koala pada bulan lalu, sementara wilayah hutan lain yang menjadi tempat hewan endemik itu berkembang biak masih terancam oleh 15 titik api di negara bagian Australia itu.
Sekitar 350 ekor koala di cagar alam diperkirakan tewas akibat kebakaran hutan, menurut kelompok penyelamat hewan Koala Conservation Australia. Cagar Alam Danau Innes berada di wilayah utara New South Wales, tepatnya di Kota Macquarie.
"Padahal, jumlah populasi Koala di cagar alam itu ada sebanyak 500 sampai 600 ekor," ungkap Presiden Koala Conservation Australia, Sue Ashton.
Fasilitas kesehatan hewan di Rumah Sakit Koala Port Macquarie di dekat cagar alam telah merawat sejumlah hewan yang berhasil diselamatkan. Para perawat mengobati luka para Koala serta memberi mereka daun eukaliptus dan zat bernutrisi lainnya.
"Setiap hari kami rutin melakukan pengecekan, mengamati tanda yang menunjukkan koala menahan sakit, misalnya gigi yang gemeretuk atau ekspresi stres," kata Amanda Gordon, kepala perawat hewan.
Gordon mengungkapkan, pihaknya kerap kesulitan mengetahui masalah kesehatan koala. Terkadang, koala dapat terlihat sangat sehat.
"Cakar mereka mulai sembuh dan membaik, tetapi jika ada sesuatu yang terjadi dan luput dari pengamatan kami, tidak banyak yang akhirnya dapat kami lakukan," ujar Gordon yang telah bekerja di rumah sakit selama 15 tahun.
Para perawat memperkirakan butuh waktu 10 hari untuk memeriksa secara utuh kondisi populasi koala. Sejauh ini, populasi koala di Australia tidak lebih dari 50 ribu sampai 100 ribu ekor.
Umumnya, koala mendiami hutan pohon eukaliptus di wilayah timur dan pesisir Australia. Hewan itu biasanya hidup sampai 20 tahun. Koala merupakan hewan marsupial atau berkantung dan kantung itu berfungsi jadi tempat membawa anak mereka.
Koala umumnya tidur selama 18 jam per hari. Cuaca yang panas akibat dampak perubahan iklim dapat mengancam kelangsungan hidup koala.
"Belum lagi penggundulan hutan yang kerap terjadi di habitat hewan tersebut," kata James Tremain, aktivis dari Nature Conservation Council of New South Wales.
Tremain mengatakan, kebakaran hutan dan lahan akan merusak populasi penting Koala dan meningkatkan suhu bumi. Kondisi itu dapat berdampak pada turunnya tingkat nutrisi daun yang menjadi satu-satunya sumber pangan Koala.
"Koala di New South Wales tentunya sedang menghadapi masalah. Jika jumlah populasinya terus berkurang pada tingkat yang sama selama 20 sampai 30 tahun, Koala di alam liar akan punah pada pertengahan abad ini," jelas Tremain.