REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pengadilan Rusia secara tak terduga membebaskan seorang pemrotes mahasiswa terkemuka pada Jumat (6/12) setelah menjatuhkan hukuman penjara tiga tahun yang ditangguhkan. Mahasiswa itu dikenai tuduhan ekstremisme dalam sebuah kasus yang memicu kemarahan para pihak oposisi Kremlin.
Yegor Zhukov adalah seorang mahasiswa dan blogger politik berusia 21 tahun. Ia termasuk di antara lebih dari 1.000 orang yang ditahan di Moskow pada 27 Juli dalam salah satu penumpasan terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Dia dan yang lainnya turun ke jalan untuk menyerukan pemilihan bebas.
Pengadilan pada Jumat menyatakan dia bersalah karena menghasut ekstremisme di saluran Youtubenya dan melarang dia menggunakan internet selama dua tahun. Tetapi pengadilan tidak memenuhi tuntutan dari jaksa penuntut Rusia untuk memenjarakan Zhukov selama empat tahun.
Pengadilan memilih untuk memberinya hukuman yang ditangguhkan sebagai gantinya. Zhukov membantah tuduhan terhadapnya dan mengatakan dia telah terjebak dalam tindakan keras pemerintah terhadap oposisi.
"Fakta bahwa saya di sini sekarang hanyalah berkat Anda, ini adalah kemenangan Anda," kata Zhukov kepada pendukungnya setelah keluar dari pengadilan pada Jumat.
Penentang terkemuka Kremlin, Alexei Navalny, menyambut baik berita tentang hukuman yang ditangguhkan Zhukov. Akan tetapi mengatakan ia seharusnya tidak dituntut sejak awal. Pengadilan Rusia dijadwalkan pada Jumat untuk memutuskan kasus terpisah lainnya terhadap orang-orang yang menghadapi tuntutan pidana atas protes antipemerintah yang berkobar musim panas ini.