Selasa 10 Dec 2019 15:44 WIB

Apa yang Terjadi Dengan Letusan Gunung di White Island Selandia Baru?

Letusan gunung ini sebelumnya terjadi pada 1914 dan menewaskan 12 penambang sulfur.

Red:
.
.

Lima orang sudah dipastikan tewas, termasuk warga asal Australia, menyusul ledakan sebuah gunung di White Island Selandia Baru hari Senin (9/12/2019). Jumlah korban diperkirakan akan meningkat seperti disampaikan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

"Masih akan ada berita lebih buruk lagi," katanya. Inilah apa yang terjadi sejauh ini.

Baca Juga

Minggu lalu, ada peringatan 'aktivitas gunung berapi'

Peingatan dikeluarkan oleh Badan Pemantau Geologi Selandia Baru GeoNet pada hari Selasa (3/12/2019) yang mengatakan adanya aktivitas moderat gunung berapi di White Island.

Aktivitas itu sudah berlangsung sejak bulan September namun sekarang menjadi lebih sering. "Semburan gas, uap dan lumpur terpantau di danau permukaan gunung tersebut," kata pernyataan tersebut.

Tingkat awas yang dikeluarkan sebelum meletus berada di tingkat 2 dari kemungkinan paling tinggi yaitu tingkat 5.

"Pemantauan dan data menunjukkan bahwa gunung ini memasuki periode dimana kegiatan letusan kemungkinan besar akan terjadi," tambahnya.

Letusan gunung ini sebelumnya terjadi di tahun 1914 dan menewaskan 12 penambang sulfur di sana. Di bulan April 2016 juga terjadi ledakan namun tidak berlangsung lama.

Video gunung satu jam sebelum ledakan

 

Video ini direkam oleh seorang turis bernama Michael Schade yang mengatakan tragedi yang terjadi "rasanya susah dipercaya." "Seluruh rombongan tur kami berada di kawah utama 30 menit sebelum ledakan tersebut," tulisnya di Twitter.

Schade mengatakan dia dan keluarganya sedang menunggu di kapal mereka ketika melihat letusan terjadi.

Foto beberapa detik sebelum letusan

 

Gambar itu diambil oleh kamera yang dipasang GeoNet, yang otomatis mengirim gambar setiap 10 menit. Kalau dilihat lebih dekat, terlihat seseorang yang berdiri di kawah.

Foto tersebut diambil jam 14:10 sore waktu setempat, dan ledakan terjadi pukul 14:11. Menurut polisi Selandia baru, ada 47 orang yang berada di pulau kecil tersebut ketika ledakan gunung terjadi.

Hari Selasa PM Australia Scott Morrison mengatakan ada 24 warga Australia, berusia antara 17 sampai 72 tahun yang ikut tur White Island saat itu.

Lima orang yang berada di pulau tersebut tewas, dan delapan orang lainnya hilang. Pakar gunung (vulkanologis) mengatakan abu letusan mencapai 3.658 meter ke udara.

Kesaksian dari kapal pesiar

 

Di saat kejadian wartawan ABC Australia Donna Field dan John Taylor sedang berada di kapal pesiar Ovation of the Seas yang berlabuh di Tauranga, tidak jauh dari White Island.

"Saya mendaki Gunung Manganui dan melihat hal yang saya kira asap dari kebakaran. Setelah kembali ke kapal barulah putri saya mengatakan ada letusan gunung." tulis Field.

Penumpang dan awak dari kapal pesiar tersebut baru saja mengunjungi White Island.Beberapa saat sebelum letusan, tingkat peringatan dinaikkan ke tingkat 4 namun kemudian diturunkan ke tingkat 3 jam 16:25 hari Senin sore.

Bantuan penyelamatan segera dilakukan

 

Pilot Helikopter Penyelemat Auckland Westpac James Tayler mengatakan kepada TV 1 News 1 Selandia Baru bahwa mereka mendapat panggilan sekitar pukul 14:40 waktu setempat.

"Informasi yang kami dapatkan hanya mengatakan ada letusan di White Island, dan kemungkinan korban banyak." kata Tayler kepada 1 NEWS.

Dua helikopter segera dikerahkan, dan yang ketiga juga meluncur sekitar pukul 17:30.Tugas mereka adalah membawa yang cedera ke rumah sakit. "Mereka diselimuti debu gunung dan terlihat mengalami luka bakar parah."

Tiga puluh satu orang (13 diantaranya warga Australia) dirawat di rumah sakit, dengan tiga sudah boleh meninggalkan rumah sakit. Satu-satunya yang sudah diketahui identitasnya adalah seorang pemandu wisata asal Selandia Baru.

Lihat selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

ABC/Reuters

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement