Kamis 12 Dec 2019 05:01 WIB

Foto Pasien Anak Terbaring di Lantai Rumah Sakit Gemparkan Publik Inggris

Masa depan Jaminan Kesehatan Inggris muncul sebagai masalah besar dalam kampanye.

Red:
.
.

Foto seorang anak laki-laki sakit yang tidur di lantai rumah sakit, karena tidak ada tempat tidur yang tersedia, telah menjadi salah satu foto yang menggemparkan dari kampanye Pemilu di Inggris.

Foto itu kemudian memaksa Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, untuk bersikap defensif dan memicu debat online sengit tentang apakah foto itu nyata atau palsu.

Baca Juga

Jadi bagaimana awal mula foto ini tersebar dan bagaimana pengguna media sosial benar-benar tahu mana yang nyata dan mana yang tidak?

 

Apa foto itu nyata?

Iya betul.

Bocah laki-laki di foto itu, Jack Williment-Barr (4), dibawa ke Rumah Sakit Leeds General pekan lalu, dengan dugaan pneumonia (infeksi paru).

Ia akhirnya didiagnosa menderita flu dan tonsillitis (radang amandel) lalu dipulangkan. Tapi sebelum hal itu terjadi, fotonya yang tengah berbaring di lantai rumah sakit dengan alas jaket dan masker oksigen di dekatnya, serta jaket merah sebagai selimut, terlanjur tersebar.

Kisah Jack, termasuk foto berbaringnya di bawah judul "Desperate (putus asa)", ini sampai dimuat di halaman depan tabloid Inggris "Daily Mirror" edisi Senin (9/12/19).

Masa depan Jaminan Kesehatan Inggris (NHS) lalu muncul sebagai masalah besar dalam kampanye Pemilu di sana. Boris Johnson dituduh menggelembungkan jumlah perawat baru yang ia rencanakan untuk dipekerjakan, dan mengklaim layanan kesehatan gratis bisa hilang di bawah perjanjian perdagangan pasca-Brexit dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Tak lama kemudian, ada tuduhan bahwa foto, yang pertama kali diterbitkan oleh Yorkshire Post, itu sengaja dimunculkan.

 

Reaksi canggung Perdana Menteri Boris Johnson terhadap cerita tersebut justru makin memicu perhatian publik Inggris.

Sebuah video yang berisi sang Perdana Menteri tengah menolak secara singkat untuk melihat foto Jack telah ditonton lebih dari 11 juta kali.

Dalam sebuah wawancara, reporter TV Joe Pike bertanya kepada Johnson: "Anda menolak untuk melihat foto itu. Anda telah mengambil ponsel saya dan memasukkannya ke dalam saku Anda, Pak Perdana Menteri."

Johnson kemudian mengeluarkan ponsel itu dari sakunya, memandang foto di layar, dan berkata, "Ini foto yang mengerikan, mengerikan. Dan saya jelas minta maaf kepada keluarga dan semua orang yang memiliki pengalaman mengerikan dengan NHS."

Ia kemudian mengembalikan ponsel itu dan meminta maaf karena mengambilnya.

 

Siapa yang memvalidasi kebenaran foto itu?

Seorang perempuan yang akun Facebooknya digunakan untuk mempublikasikan klaim bahwa kisah itu palsu mengatakan kepada surat kabar The Guardian bahwa ia telah diretas.

"Saya bukan seorang perawat dan tentu saja saya tak kenal siapapun di Leeds," kata perempuan itu kepada The Guardian, yang menyembunyikan namanya karena sang pemilik akun mengatakan telah menerima ancaman pembunuhan.

Surat kabar itu mengatakan si perempuan mencoba melaporkan peretasan tersebut ke layanan konsultasi penipuan.

Rincian kisah di Yorkshire Post itu dikonfirmasi oleh pernyataan tertulis, yang dikeluarkan oleh kepala medis NHS Trust di Rumah Sakit Leeds -Dr Yvette Oade, termasuk permintaan maaf kepada Jack dan keluarganya.

 

"Kami sangat menyesal bahwa hanya ada kursi yang tersedia di ruang perawatan, dan tak ada tempat tidur. Ini berada di bawah standar tinggi kami biasanya, dan untuk ini kami, dengan tulus, meminta maaf kepada Jack dan keluarganya," kata Dr Oade.

Editor Yorkshire Post, James Mitchinson, membela pemberitaan hariannya sepanjang debat online, dan men-tweet tanggapan yang ditulisnya kepada pembaca, yang dibuat bingung oleh sejumlah klaim bertentangan.

"Saya akan sangat senang bertemu dengan Anda sambil minum kopi atau menawarkan penjelasan tentang seberapa canggih dan korosifnya penyebaran berita palsu itu, dan apa yang bisa Anda lakukan agar tak tertipu," tulis Mitchinson kepada para pembaca.

"Namun, jika Anda tak lagi mempercayai Yorkshire Post — dan saya akan frustrasi dan kecewa jika orang-orang ini telah merusak kepercayaan Anda terhadap koran bersejarah ini — hubungi rumah sakit secara langsung."

"Apapun yang Anda lakukan, jangan percaya pada orang asing di media sosial yang hilang begitu saja."

 

Simak berita-berita lainnya dari ABC Indonesia

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement