Kamis 26 Dec 2019 14:55 WIB

Milisi Rakhine: Pejabat Myanmar Tewas dalam Pertempuran

Ye Thein menjadi pejabat paling senior Myanmar yang tewas.

Ternak-ternak milik penduduk etnis Rohingya berkeliaran di reruntuhan rumah yang terbakar di Desa Alel Than Kyaw , Maungdaw Selatan,  Rakhine, Myanmar, beberapa waktu lalu. Menyusul eksodus warga etnis Rohingya ribuan ternak milik pengungsi berkeliaran tanpa tuan.
Foto: AP Photo
Ternak-ternak milik penduduk etnis Rohingya berkeliaran di reruntuhan rumah yang terbakar di Desa Alel Than Kyaw , Maungdaw Selatan, Rakhine, Myanmar, beberapa waktu lalu. Menyusul eksodus warga etnis Rohingya ribuan ternak milik pengungsi berkeliaran tanpa tuan.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Milisi Rakhine Myanmar mengklaim bahwa pejabat partai pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi yang ditangkap telah tewas.

Pemberontak bernama Arakan Army tersebut mengungkapkan, Ketua Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) Buthidaung, Ye Thein terbunuh  di tengah kekacauan dalam serangan militer Myanmar terhadap para milisi, Senin (23/12).

Baca Juga

“Akibat serangkaian ledakan besar, beberapa tahanan tewas dan lainnya mengalami luka-luka. Ketua NLD dari Buthidaung, Ye Thein, meninggal dunia di tempat,” kata kelompok pemberontak itu dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters, Kamis.

Ye Thein diketahui sebagai pejabat sipil paling senior yang tewas. Dalam pernyataan itu juga disebut bahwa Ye Thein menjadi tawanan sejak 11 Desember lalu. Meskipun begitu, belum ada konfirmasi lanjutan terkait hal ini.

Militer Myanmar sendiri tidak berkomentar mengenai klaim tewasnya pejabat tersebut. Sedangkan juru bicara partai NLD, Myo Nyunt, mengatakan bahwa hal itu menjadi tanggung jawab Arakan Army.

Peristiwa itu menggarisbawahi hilangnya kontrol pemerintah di wilayah yang menarik perhatian dunia itu sejak 700 ribu Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari konflik.

Bagaimanapun, Arakan Army menyatakan tidak terkait dengan kelompok pemberontak Rohingya 2017 yang membawa Myanmar pada tuduhan genosida di hadapan hukum internasional.

Arakan Army justru menyebut kelompoknya adalah satu dari sekian faksi etnis bersenjata yang mendukung kasus terhadap Myanmar tersebut.

Sementara itu, pemimpin Myanmar, Suu Kyi secara personal memimpin pembelaan Myanmar terhadap tuduhan genosida pada sesi dengar pendapat di DenHaag, Belanda, awal bulan ini.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement