Kamis 26 Dec 2019 17:06 WIB

Muslim Ethiopia Protes Pembakaran Masjid

Warga Muslim mendesak pemerintah mengadili pelaku pembakaran masjid.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Friska Yolanda
Pasukan keamanan di Ethiopia.
Foto: Reuters/Tiksa Negeri
Pasukan keamanan di Ethiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Ribuan umat Muslim Ethiopia menggelar aksi protes atas peristiwa pembakaran empat masjid di wilayah Amhara. Aksi protes itu digelar beberapa hari terakhir. Pemerintah juga relah mengambil tindakan atas peristiwa tersebut.

Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed mengatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok ekstrimis. Seperti melansir laman AP, Kamis (26/12) belakangan, kerusuhan berbasis etnis memang disangkutpautkan dengan kasus keagamaan.

"Ekstremis mencoba untuk menghancurkan sejarah kita yang kaya akan toleransi dan damai hidup berdampingan," kata Abiy Ahmed menanggapi peristiwa tersebut.

Sementara itu, Pemuka Muslim bernama Kamil Shemsu pada Selasa (24/12) mengatakan, ada aktor politik di balik peristiwa ini. Aktor itu juga menyalahkan dampak negatif dari aktivis dan video yang beredar di internet.

"Aktor politik yang ingin supaya suatu kelompok agama melawan kelompok lainnya," kata dia.

Pada Jumat (20/12) kemarin, terjadi serangan di Kota Motta dengan target kaum Muslim. Para warga Muslim di kawasan tersebut telah mendesak pemerintah supaya pelaku segera diadili.

Sementara, otoritas Ethiopia lima orang yang diduga membakar empat masjid di wilayah Amhara, Ethiopia telah ditangkap pada Sabtu (21/12). Pembakaran masjid terjadi ketika meningkatnya kekerasan antarmasyarakat dan etnis mengancam reformasi politik.

Kekerasan etnis telah menjadi masalah terus menerus di bawah kepemimpinan Abiy. Terjadinya kerusuhan baru-baru ini tampaknya sebagian dimotivasi oleh agama.

Selama beberapa hari kekerasan di wilayah Oromia pada Oktober, terdapat serangan terhadap masjid dan gereja-gereja Kristen Ortodoks yang telah dilaporkan. Namun, para analis memperingatkan konflik seringkali juga dibentuk oleh perselisihan terkait penggunaan lahan, etnisitas dan masalah lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement