Ahad 29 Dec 2019 13:16 WIB

Australia Beri Kompensasi Rp 58 Juta Bagi Petugas Damkar

Kompensasi diberikan terkait pemadaman kebakaran hutan.

Pemerintah Australia mengumumkan akan memberikan kompensasi kepada para sukarelawan pemadam kebakaran (damkar) di negara bagian New South Wales (NSW).
Foto: EPA-EFE/DEAN LEWINS
Pemerintah Australia mengumumkan akan memberikan kompensasi kepada para sukarelawan pemadam kebakaran (damkar) di negara bagian New South Wales (NSW).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pemerintah Australia mengumumkan akan memberikan kompensasi kepada para sukarelawan pemadam kebakaran (damkar) di negara bagian New South Wales (NSW). Kompensasi diberikan untuk yang bekerja memadamkan amukan api akibat kebakaran hutan.

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, kompensasi disediakan bagi para pemadam kebakaran yang menghabiskan waktu lebih dari 10 hari di lapangan selama musim kebakaran hebat ini. Jumlah kompensasi yang diberikan hingga sebesar 6.000 dolar Australia, atau setara Rp 58 juta.

Baca Juga

"Saya paham bahwa para sukarelawan pemadam kebakaran di NSW telah bekerja dengan berat, khususnya di area pedesaan dan daerah," ujar Morrison dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Ahad (29/12), dilansir melalui Reuters.

Dia menambahkan, musim kebakaran yang hadir terlalu dini serta berkepanjangan ini membuat panggilan tugas terhadap para sukarelawan pemadam kebakaran melebihi dari biasanya. Awalnya, ia menyatakan bahwa kompensasi untuk para sukarelawan pemadam bukanlah suatu prioritas.

Namun kemudian Morrison mendapat tekanan politik terkait masalah itu karena kebakaran semakin menyebar. Pada Selasa (24/12), Morrison mengumumkan bahwa para pekerja pemerintahan akan mendapat dana cuti tambahan jika bergabung sebagai sukarelawan pemadam.

Namun, terdapat perbedaan aturan di beberapa negara bagian Australia sehingga sebagian sukarelawan harus bernegosiasi langsung dengan atasan mereka mengenai kebijakan cuti. Kebakaran hutan telah melahap empat juta hektare lebih lahan di lima negara bagian sejak September dan mengakibatkan delapan orang tewas.

Keadaan yang lebih dingin di beberapa wilayah pada pekan Natal ini cukup membantu penanganan api, namun risiko kebakaran kembali meningkat pada hari-hari terakhir pada tahun 2019 ini. Pada Ahad ini misalnya, pengelola festival musik besar di Negara Bagian Victoria memutuskan untuk membatalkan acaranya atas pertimbangan prediksi cuaca ekstrem pada Senin (30/12) esok.

"Setelah berkonsultasi dengan otoritas pemadam kebakaran lokal dan regional, serta pemangku kepentingan kejadian darurat lainnya, jelas bahwa kami tidak mempunyai pilihan lain," tulis salah satu laman pengelola festival di Facebook.

Festival tersebut tadinya akan diselenggarakan hingga malam tahun baru. Sembilan ribu orang telah berkemah di lokasi itu ketika pengumuman dikeluarkan.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement