Sabtu 04 Jan 2020 05:16 WIB

Jejak Militer Jenderal Soleimani di Pasukan Elite Iran

Soleimani dikenal sebagai sosok jenderal yang kerap terjun langsung ke lapangan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Jenderal Qassem Soleimani (tengah).
Foto: Office of the Iranian Supreme Leader via AP, File
Jenderal Qassem Soleimani (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jenderal Qasem Soleimani terbunuh oleh serangan udara Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak pada Jumat (3/1). Komandan Pasukan Quds Iran ini merupakan tokoh penting dalam kebijakan Iran di kawasan.

Seperti dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (3/1), Jenderal Soleimani lahir di Iran pada 1957. Setelah sekolah, dia bergabung dengan Pasukan Garda Revolusi.

Baca Juga

Jenderal Soleimani memulai karir militernya setelah revolusi Iran tahun 1979. Dia bertempur cemerlang dalam perang Iran-Irak. Pada usia 20 tahun, dia memimpin pasukan elite  Iran yang dikenal dengan nama Korps Thar Allah 41.

Setelah Taliban membunuh tujuh diploma Iran dan seorang jurnalis di Kota Mezar-i-Sharif pada tahun 1998, dia mendukung kelompok aliansi utara untuk melawan Taliban.

Jenderal Soleimani juga pernah memimpin kelompok Syiah dalam Perang Teluk pada tahun 1991. Dia mengatur perlawanan terhadap pendudukan yang dilakukan AS dalam invasi ke Irak tahun 2003. Pada  2006, dia melatih Hizbullah dalam perang antara Israel melawan Hizbullah.

Strategi militernya di Suriah terhadap Hizbullah dan pasukan Syiah lainnya memungkinkan pasukan Assad semakin kuat. Jenderal Soleimani juga menjadi tokoh kunci dalam kelompok Hashd al-Shaabi di Irak.

Meskipun mendapat larangan ke luar negeri pada tahun 2007. Jenderal Soleimani memimpin operasi militer Iran di banyak area, khsusnya di Suriah dan Irak.

Jenderal Soleiman disebut sebagai syahid yang hidup oleh pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Sejak 1998, Jenderal Soleimani bertanggungjawab atas operasi militer-intelijen Iran di luar negeri.

Menurut Time of Israel, profil Jenderal Soleiman dikenal ketika muncul di hadapan publik yang menunjukkan dirinya memiliki intervensi dalam konflik Suriah dari tahun 2013.

Muncul foto-fotonya di medan perang, dokumenter, dan  ditampilkan dalam video musik serta film animasi. Dalam sebuah wawancara yang jarang ditayangkan di televisi Iran pada Oktober lalu, Jenderal Soleimani mengatakan tengah berada di Lebanon selama perang Israel - Hizbullah 2006. Dia bertugas mengawasi konflik.

Bagi penggemar dan musuhnya, Jenderal Soleimani adalah sosok utama berpengaruh di regional Iran. Ia memimpin perang melawan pasukan jihadis dan memperluas bobot diplomatik Iran di Irak, Suriah, dan sekitarnya. "Bagi Syiah Timur Tengah, dia adalah James Bond, Erwin Rommel dan Lady Gaga digabung menjadi satu," ujar mantan analis CIA, Kenneth Pollack dalam profil untuk 100 orang paling berpengaruh di Time pada 2017 dikutip Time of Israel, Jumat (3/1).

"Bagi Barat, Jenderal Soleimani bertanggung jawab atas mengekspor revolusi Islam Iran, mendukung teroris, menumbangkan pemerintah pro-Barat, dan mengobarkan perang asing Iran," ujar Pollack menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement