Sabtu 04 Jan 2020 17:31 WIB

AS Tetapkan Kelompok Milisi Irak Jadi Organisasi Teroris

Kelompok Asaib Ahl al-Haq yang didukung Iran akan ditetapkan jadi organisasi teroris.

Red: Nur Aini
Terorisme dan AS/ilustrasi
Foto: menwithfoilhats.com
Terorisme dan AS/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat akan menetapkan milisi Irak dukungan Iran sebagai organisasi teroris asing. Departemen Luar Negeri menuding kelompok Asaib Ahl al-Haq sebagai proksi kekerasan Teheran.

Pengumuman melalui pernyataan dari lembaga tersebut menyusul serangan udara mematikan AS pada Jumat di Baghdad, yang menewaskan komandan militer paling menonjol Iran, Qassem Soleimani. Serangan tersebut menjadi eskalasi dramatis dari ketegangan antara Washington dan Teheran, di mana Iran bersumpah akan melakukan aksi balasan.

Baca Juga

Departemen Luar Negeri pada Jumat juga menyebutkan bahwa pihaknya akan menunjuk Qais al-Khazali, pemimpin Asaib Ahl al-Haq beserta saudaranya Laith al-Khazali, yang juga pemimpin kelompok tersebut, sebagai teroris global yang ditunjuk secara khusus. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan melalui penyataan bahwa kelompok milisi dan pemimpinnya "menggunakan kekerasan dan teror untuk mendukung upaya rezim Iran mengacaukan kedaulatan Irak."

Penetapan itu akan membekukan segala aset terkait AS milik kelompok tersebut dan dua pemimpin tersebut. Penetapan itu juga secara umum melarang warga Amerika menjalin bisnis dengan mereka dan menjadikannya sebuah kejahatan dalam memberikan dukungan atau sumber daya kepada kelompok Asaib Ahl al-Haq.

Departemen Luar Negeri mengatakan milisi Asaib Ahl al-Haq "secara luas didanai dan dilatih" oleh Pasukan Quds dari Pengawal Revolusi Iran, yang dikomandoi oleh Soleimani. Milisi itu mengaku bertanggung jawab atas lebih dari 6.000 serangan terhadap AS dan pasukan koalisi sejak dibentuk pada 2006.

Penetapan itu juga memperkuat sanksi yang dijatuhkan kepada dua pemimpin milisi bulan lalu. Departemen Keuangan AS membekukan setiap aset AS milik mereka dan melarang warga Amerika terlibat bisnis dengannya, atas dugaan peran mereka dalam pembunuhan pengunjuk rasa anti-pemerintah di Irak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement