REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi pada Sabtu (4/1) menetapkan hari berkabung nasional selama tiga hari ke depan untuk menghormati tewasnya Qassem Soleimani. Soleimani adalah komandan militer Iran yang tewas akibat serangan udara Amerika Serikat di Baghdad.
"Perdana Menteri sekaligus Panglima Adel Abdul Mahdi memerintahkan penetapan hari berkabung nasional bagi jiwa para martir selama tiga hari mulai Sabtu," demikian pernyataan kantornya.
Soleimani, jenderal berusia 62 tahun yang mengepalai pasukan Pengawal Revolusi Iran di luar negeri, dianggap sebagai tokoh terkuat nomor dua di Iran setelah Pemimpin Spiritual Ayatollah Ali Khamenei. Amerika Serikat membunuh Soleimani dalam serangan di Irak yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump.
Puluhan ribu warga Irak berkumpul di jalan utama Baghdad pada Sabtu (4/12) sambil meneriakkan "Matilah Amerika". Mereka berkumpul untuk menyampaikan duka atas kematian komandan militer Irak, Qasseem Soleimani dalam serangan udara Amerika Serikat (AS).
Sebelum dimakamkan, jenazah Soleimani yang diiringi oleh puluhan ribu pelayat dibawa dengan mobil ke sejumlah kota suci di Irak, yakni Kerbala kemudian ke Najaf dan kota suci Syiah lainnya. Jenazah Soleimani juga dibawa ke putra ulama Syiah terbesar di Irak yakni Grand Ayatollah Ali al-Sistani.
Jenazah Soleimani kemudian akan dibawa ke provinsi Khuzestan di barat daya Iran yang berbatasan dengan Irak. Pada Ahad (5/12), jenazah jendral militer itu akan dibawa ke kota suci Syiah, Mashhad di timur laut Iran kemudian ke Teheran. Pemerintah Iran menyatakan, jenazah Soleimani akan dimakamkan pada Selasa di kota kelahirannya, Kerman.