Jumat 24 Jan 2020 19:48 WIB

Tak Hanya Australia, Inilah Negara Lain yang Bermasalah Dengan Hari Nasional

Kian banyak warga Australia yang tuntut agar cari tanggal lain sebagai Hari Nasional.

Red:
.
.

'Australia Day', jatuh tanggal 26 Januari, dirayakan untuk memperingati pendaratan pertama kalinya bangsa Inggris di Sydney. Tapi penetapannya sebagai Hari Nasional telah menjadi debat, bahkan perpecahan di Australia.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak warga Australia yang menuntut agar mencari tanggal lain sebagai Hari Nasional Australia.

Politik seputar perayaan hari nasional menjadi tren global, karena sejumlah negara lain juga mengalami kontroversi seperti halnya 'Australia Day'.

"Hari Nasional dan perayaan nasional adalah bagian dari narasi nasional dan hampir semuanya bermuatan politik," kata pakar psikologi politi, James Liu.

Selandia Baru

Hari Nasional yang mereka rayakan adalah 'Waitangi Day', yang merayakan perjanjian Waitangi dan dianggap sebagai dasar-dasar pembentukan negara.

Di hari tersebut dipercaya suku Maori, penduduk asli warga Selandia Baru menyatakan persetujuan kepada Inggris untuk membentuk pemerintahan di pulaunya.

 

Dalam perayaan ini, para politisi mendengarkan tokoh-tokoh yang dituakan oleh suku Maori.

Para tokoh dari suku Maori juga memberikan pengetahuan kepada warga soal budaya tradisional mereka.

Namun perayaan ini tak lepas juga dari kritikan, karena tidak melibatkan terlalu banyak warga Selandia Baru yang berkulit putih.

Saat perayaan 'Waitangi Day' di tahun 1990, seorang perempuan melemparkan kaus kepada Ratu Elizabeth II.

"Ini adalah kesempatan untuk protes, sehingga hal-hal yang memalukan bisa terjadi pada politisi berkulit putih," kata Professor Liu.

Karenanya sejumlah warga Selandia Baru telah menyerukan digantinya Hari Nasional ke tanggal yang lain, sehingga bisa lebih mewakili semua warga Selandia Baru.

Inggris

 

Jika Anda mengunjungi Inggris saat hari 'St George Day', bisa jadi akan melihat peringatan yang dirayakan sepi.

Hari tersebut memperingati kelahiran George, Santo Pelindung Inggris, Etiopia, Georgia, dan Catalunya.

"Saya saja yang dibesarkan di Inggris sering tak tahu kapan St George's Day," kata peneliti budaya David Rowe.

Profesor Rowe mengatakan hari nasional Inggris yang sepi disebabkan oleh kekhawatiran adanya perpecahan di Inggris.

"Jika kita mengingatkan orang-orang bahwa mereka dijajah oleh sebuah negara, maka bukannya akan berbagi sejarah, sebaliknya malah akan berakhir dengan perpecahan."

Amerika Serikat

 

Jika Australia memperingati kedatangan bangsa Inggris, maka di Amerika Serikat ada hari peringatan yang sebaliknya.

Di akhir abad ke-18, sejumlah warga Inggris yang sudah di Amerika Serikat pergi berperang untuk memisahkan diri mereka dari kekuasaan koloni Inggris dan mereka ingin mendirikan republik sendiri.

4 Juli 1776 ditetapkan sebagai Deklarasi Kemerdekaan, yang kemudian menjadi Hari Nasional Amerika Serikat.

Tetapi Hari Nasional Amerika Serikat dipenuhi dengan politik.

"Hanya sebagian kecil dari warga Amerika modern yang terwakili dan masih ada semangat patriotisme yang berasal dari penentangan pemerintahan Inggris," kata Profesor Liu.

"Misalnya, penduduk asli Amerika Serikat yang merupakan minoritas demografis, tidak terlihat dalam sejarah penetapan hari nasional."

Kanada

 

'Canada Day' memperingati kejadian 1 Juli 1867 ketika tiga koloni Inggris di kawasan Amerika Utara bersatu untuk membentuk satu kekuasaan yang disebut Kanada.

Hari dimana penyatuan koloni, seperti halnya federasi Australia, menjadi hari libur nasional sejak 1982, yang biasanya diramaikan parade, karnaval, hingga konser.

Seperti di Selandia Baru, Hari Kanada juga berupaya untuk melakukan rekonsiliasi, terutama di Provinsi Quebec, yang masih menggunakan bahasa Perancis.

"Hubungan, baik dalam konflik dan rekonsiliasi, antara Kanada yang berbahasa Perancis dan Inggris menjadi identitas mereka, kata Profesor Liu.

Tetapi tradisi 'Canada Day' tidak sepenuhnya diterima oleh orang-orang Kanada Perancis di Quebec, yang sebaliknya dengan semangat patriotisme mereka lebih merayakannya pada akhir bulan Juni."

Dirangkum dari laporan aslinya dalam Bahasa Inggris yang bisa dibaca disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement