Ahad 02 Feb 2020 11:11 WIB

Canberra Waspada Kebakaran Hutan

Kebakaran di Canberra telah menghancurkan lebih dari 55 ribu hektare lahan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Api berkobar di dekat Tharwa pada Jumat (31/1). Otoritas Australia mengumumkan keadaan darurat karena api berkobar di dekat Canberra.
Foto: Mick Tsikas/EPA
Api berkobar di dekat Tharwa pada Jumat (31/1). Otoritas Australia mengumumkan keadaan darurat karena api berkobar di dekat Canberra.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Ibu kota Australia, Canberra menetapkan kondisi waspada tinggi ketika kebakaran hutan menyebabkan asap dan debu menutupi sebagian besar wilayah itu pada Ahad (2/2). Kebakaran di wilayah ibu kota telah menghancurkan lebih dari 55 ribu hektare lahan.

Otoritas pemadam kebakaran setempat mengatakan, suhu udara diperkirakan akan menurun dan dapat membantu petugas untuk memadamkan api. Namun, otoritas pemadam kebakaran memperingatkan kepada penduduk untuk terus waspada.

"Pemadaman mungkin memakan waktu berhari-hari atau mungkin berminggu-minggu," ujar Chief Minister of the Australian Capital Teritory, Andrew Barr kepada media.

Ada kekhawatiran, kobaran api dapat mencapai pinggiran selatan Canberra dan mengancam perumahan serta warga setempat. Hal ini mengingatkan pada insiden kebakaran pada 2003 yang menghancurkan 500 rumah.

Biro Meteorologi Australia menyatakan, benteng-benteng penahanan api yang dibangun di sekitar lahan yang terbakar dapat membantu menahan kobaran api agar tidak meluas. Sementara itu, di negara bagian New South Wales (NSW), 63 titik api berkobar pada Ahad pagi.

NSW Health mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa kualitas udara akan memburuk di beberapa negara bagian termasuk Sydney. Kualitas udara yang buruk dipicu oleh asap dan debu yang bertiup dari daerah yang dilanda kebakaran.

NSW Health menyarankan kepada seluruh warga agar tetap berada di dalam rumah dan meminimalkan aktivitas fisik. NSW Helalth menambahkan, warga yang mengalami gangguan pernapasan dan kardiovaskular kronis sangat berisiko dengan dampak dari kebakaran hutan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement