REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY -- Seorang konsul Indonesia mengungkapkan kekecewaannya sebab tidak diizinkan untuk menyeberangi perbatasan Papua Nugini. Hal itu karena adanya langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus corona baru yang bermuara dari Wuhan, China.
Orang-orang dari Papua Nugini sering melakukan perjalanan melintasi perbatasan Indonesia di Wutung. Konsultan Indonesia untuk Vanimo, Papua Nugini, Abraham Lebelauw hendak menyeberang dari Papua Barat ke Papua Nugini pada Rabu (4/2). Namun, pemerintah Papua Nugini menolaknya. Pemerintah Papua Nugini sudah menutup perbatasan sejak pekan lalu.
Dilansir Radio New Zaeland, Lebelauw mengatakan kepada surat kabar The National, tersedia pemimdai termal di perbatasan. Dia pun mencoba menggunakan kekebalan diplomatik, tetapi ditolak.
Hingga kini, Indonesia tidak memiliki kasus pasti mengenai virus korona baru. Lebelauw kini diketahui berada di kota Jayapura di antara ratusan orang termasuk warga negara PNG dan terdampar oleh penutupan perbatasan.
"Belum ada kasus yang dilaporkan di Indonesia dan saya jelas tidak datang dari Wuhan," katanya kepada The National dikutip RNZ, Rabu (5/2).
"Sebagai negara tetangga yang memiliki hubungan baik dengan Papua Nugini, adalah bijaksana untuk berbicara, berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah seperti yang telah kita lakukan dalam memerangi wabah polio beberapa waktu lalu," ujarnya.
Terkait hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan, tak hanya di Indonesia, di berbagai tempat di dunia banyak kekhawatiran atas penyebaran virus corona baru.