REPUBLIKA.CO.ID, HANAU -- Pelaku penembakan di dua bar di Hanau, Jerman ditemukan tewas di kediamannya. Polisi mengatakan, setelah melakukan aksinya, pelaku pulang ke rumah dan bunuh diri.
Surat kabar Bild melaporkan, pelaku diduga merupakan anggota kelompok ekstremis sayap kanan. Polisi menemukan sepucuk surat yang berisi tulisan mengenai pandangan ideologi sayap kanan di rumah pelaku.
Selain itu, polisi menemukan video yang berisi pengakuan pelaku terhadap dua penembakan yang dilakukannya. Polisi menemukan jenazah pria lain di rumah pelaku. Hingga kini, belum diketahui identitas jenazah tersebut.
"Tidak ada indikasi bahwa ada tersangka lain yang terlibat. Salah satu dari dua orang yang tewas kemungkinan besar adalah pelaku," ujar pernyataan polisi.
Polisi masih melakukan penyelidikan terhadap identitas pelaku dan korban. Bild melaporkan, pelaku adalah warga negara Jerman. Polisi menemukan amunisi dan magazine di mobil pelaku. Pelaku diketahui mengantongi lisensi untuk kepemilikan senjata api.
Sembilan orang tewas dalam dua rangkaian penembakan di bar sisha di kota Hanau, Jerman barat. Sementara itu, beberapa orang lainnya terluka setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan pada Rabu sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
BBC melaporkan, insiden penembakan pertama terjadi di bar sisha Midnight yang terletak di pusat kota Hanau, sekitar 25 kilometer di timur Frankfurt. Saksi mata melaporkan telah mendengar puluhan kali tembakan. Setidaknya, tiga orang tewas dalam penembakan di bar sisha tersebut.
Tersangka kemudian melarikan diri dengan sebuah mobil berwarna gelap ke wilayah Kesselstadt. Dia kembali melepaskan tembakan ke Arena Bar & Cafe. Lima orang tewas di bar tersebut. Polisi memburu pelaku selama kurang lebih tujuh jam. Pelaku ditemukan tewas di kediamannya.
Wali Kota Hanau, Claus Kaminsky mengatakan kepada surat kabar Bild, kejadian penembakan itu sangat mengerikan. Warga Hanau telah melewati malam yang panjang dengan situasi buruk.
"Malam yang mengerikan, Anda tidak dapat membayangkan malam yang lebih buruk. Hal ini tentu saja akan berdampak dalam jangka panjang dan menimbulkan kenangan buruk," ujar Kaminsky.