REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Husni Mubarak meninggal dunia di usia 91 tahun pada Selasa (25/2). Dia dikenal sebagai presiden Mesir selama 30 tahun yang digulingkan karena revolusi musim semi atau Arab Spring pada 2011.
Mubarak lahir di sebuah desa di Delta Nil pada 1928. Dia bergabung dengan Angkatan Udara Mesir pada 1949, lulus sebagai pilot pada tahun berikutnya. Dia pun berhasil naik pangkat menjadi panglima Angkatan Udara Mesir pada 1972.
Dikutip dari Aljazirah, Presiden keempat Mesir itu ditetapkan menjadi pahlawan nasional setahun kemudian setelah menjabat jabatan tertinggi di Angkatan Udara. Ketika itu dia bersama pasukannya di Angkatan Udara memberikan pukulan besar kepada pasukan Israel hingga mundur ke Sinai selama Perang Yom Kippur.
Meski mendapatkan kekalahan di perang itu, nama Mubarak pun naik ke permukaan dan bisa berpengaruh untuk memberikan keputusan. Dengan kekuatan yang dibangun, dia pun bisa mempertahankan perjanjian damai dengan Israel.
Husni pun dikenal sebagai sosok yang membawa pemerintahan Mesir menjadi sekutu akrab dari Amerika Serikat. Dia mendapatkan kucuran dana hingga 1,3 miliar dolar AS sebagai bentuk bantuan militer pada 2011.
Selama menjabat sebagai presiden sejak 1981, Husni dikenal sebagai sosok yang kontroversi. Dia meninggalkan warisan yang rumit karena pemerintahannya diwarnai dengan korupsi, kebrutalan polisi, represi politik, dan masalah ekonomi yang mengakar.
Setelah pemberontakan yang berhasil menurunkan Husni, dia diberikan hukuman seumur hidup. Penahanan terjadi setelah pengadilan dilakukan atas tuduhan kelalaian karena gagal menghentikan pembunuhan demonstran damai selama revolusi Arab Spring.
Tapi, pada 2017, Husni dibebaskan karena lepas dari sebagian besar dakwaan yang ditujukan kepadanya. Selama menjalani proses hukuman, dia hanya ditahan di rumah sakit militer karena serangkaian masalah kesehatan.
Laporan televisi pemerintah Mesir melaporkan, Husni meninggal setelah beberapa minggu pasca-menjalani operasi. Kantor berita Ahram menyatakan, dia meninggal di rumah sakit.
Sebelum kabar meninggal dunia, Putra Husni, Alaa dan pengacara Farid El-Deeb mengumumkan kondisi sakit di awal bulan ini. Alaa berkicau di Twitter pada 24 Januari bahwa ayahnya yang berusia 91 tahun telah menjalani operasi dan kondisinya "stabil."