Jumat 06 Mar 2020 12:51 WIB

Langkah Akhir Elizabeth Warren Maju Presiden Perempuan AS

Kandidat presiden AS dari Demokrat menyisakan dua pria berusia 70 tahun.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Elizabeth Warren
Foto: Gary He/Ilustrasi
Elizabeth Warren

REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE -- Perjalanan Senator Elizabeth Warren menuju Gedung Putih sudah berhenti. Ia menjadi kandidat unggulan perempuan terakhir dalam kompetisi calon presiden dari Partai Demokrat.

"Saya tidak menyesal sama sekali, ini kehormatan seumur hidup," kata Warren di depan rumahnya di Cambridge, Massachusett, Jumat (6/3).

Baca Juga

Warren mengatakan ia memang tidak lagi bersaing untuk memperebutkan posisi menghadapi Donald Trump pada pemilihan presiden. Tapi ia jamin tetap dalam perjuangan untuk mengalahkan presiden itu.

Mantan profesor hukum tersebut mengatakan ia mungkin akan mendukung Senator Bernie Sanders atau mantan Wakil Presiden Joe Biden. Tapi ia tidak mengumumkannya hari ini.

"Saat ini saya butuh ruang dan waktu," kata Warren yang didampingi suaminya Bruce Mann dan anjing mereka Bailey.

Dalam nada yang sedih Warren mengatakan selama berkampanye ke seluruh negeri satu tahun terakhir ini, ia bertemu dengan begitu banyak gadis kecil. Ia sedih karena setidaknya mereka 'harus menunggu empat tahun lagi' untuk melihat perempuan di Gedung Putih.  

Warren memutuskan keluar dari kompetisi kandidat presiden dari Demokrat. Dengan keluarnya Warren maka berakhir sudah kompetisi calon presiden yang sempat disebut paling beragam dalam sejarah AS. Hal itu menyisakan dua laki-laki kulit putih berusia 70-an dalam perebutan posisi melawan Trump pada pemilihan bulan November mendatang.

Sanders dan mantan Wakil Presiden Joe Biden akan berhadapan satu lawan satu dalam perjalanan menuju Gedung Putih. Biden seorang moderat berusia 77 tahun dan Sanders kandidat progresif berusia 78 tahun muncul sebagai wajah dua sayap mayoritas Partai Demokrat.

Warren mengakui sulit untuk mencari celah di tengah dua faksi tersebut. "Ketika masuk saya diberitahu ada dua jalur, saya pikir mungkin bukan itu masalahnya, dan masih ada ruang untuk jenis kampanye yang lain, tapi tampaknya bukan itu masalahnya," kata Warren. n Lintar Satria/AP

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement