Senin 23 Mar 2020 00:05 WIB

Khamenei Sebut Tawaran AS Bantu Virus Corona Keputusan Aneh

Iran memiliki kemampuan mengatasi segala jenis krisis, termasuk wabah virus corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agus Yulianto
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.(Reuters)
Foto: Reuters
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.(Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan, tawaran yang diajukan Amerika Serikat (AS) untuk membantu Iran melawan pandemi virus corona adalah langkah aneh. Bahkan, dia sempat menyinggung kabar burung kecurigaan tentang virus yang dibuat oleh AS.

"Beberapa kali orang Amerika menawarkan bantuan kepada Iran untuk mengatasi virus. Terlepas dari kenyataan bahwa ada kecurigaan tentang virus ini dibuat oleh AS, tawaran mereka aneh karena mereka menghadapi kekurangan dalam perjuangan mereka melawan virus," kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi.

Khamenei dengan tegas menyatakan Iran memiliki kemampuan untuk mengatasi segala jenis krisis, termasuk wabah virus corona. Pernyataan tersebut seakan menunjukkan Iran tidak membutuhkan bantuan dalam hal medis untuk mengatasi kasus infeksi sebesar 20,610 kasus dengan jumlah meninggal mencapai 1,556 orang ini.

Selain ke Iran, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengirim surat pribadi kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Surat itu merupakan usaha mempertahankan hubungan baik dan menawarkan kerja sama dalam memerangi pandemi virus corona.

"Contoh baik yang menunjukkan hubungan pribadi yang khusus dan tegas," kata pejabat senior Workers' Party of Korea, Kim Yo-jong.

Meski menyambut baik surat dan pernyataan tersebut, adik perempuan Kim Jong-un ini menegaskan, bukan ide yang baik untuk membuat kesimpulan tergesa-gesa atau optimistis tentang prospek hubungan bilateral antara kedua negara tersebut. Keputusan harus dilihat ketika kondisi dalam keadaan yang stabil.

"Menurut pendapat pribadi saya, saya pikir bahwa hubungan bilateral dan dialog untuk mereka akan dapat dipikirkan hanya ketika keseimbangan dijaga secara dinamis dan moral dan keadilan dijamin antara kedua negara," kata Kim Yo-jong.

Kim Yo-jong mengatakan, saat ini pemerintah sedang bekerja keras untuk mengembangkan dan mempertahankan diri di bawah lingkungan kejam yang justru AS ingin sediakan. Kedua negara telah dalam kondisi diplomasi yang tidak menentu karena sanksi nuklir yang juga dialami oleh Iran. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement