REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan meningkatkan secara drastis perkiraan anggaran yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan perekonomian yang jatuh karena virus corona. Mereka juga berjanji akan mendonasikan 10 juta masker bagi negara-negara yang paling membutuhkan.
Sejauh ini, Taiwan sudah melaporkan 322 kasus dan lima kematian virus corona Covid-19. Pengamat memuji respons awal dan efektif Taiwan dalam mengendalikan virus terutama bila dibandingkan negara-negara tetangganya.
Namun karena pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi pulau yang tergantung pada ekspor itu terus menurun. Pemerintah Taiwan sudah mengeluarkan paket stimulus. Presiden Tsai Ing-wen mengatakan totalnya Taiwan akan menghabiskan 1,5 triliun dolar Taiwan atau 35 miliar dolar untuk paket stimulus ekonomi.
"Kami memperkirakan skala dua paket stimulus akan mencapai 1,05 triliun dolar Taiwan," kata Tsai di kantor kepresidenan, Rabu (1/4).
Pada bulan lalu, bank sentral Taiwan sudah memotong perkiraan (outlook) pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 2,57 persen menjadi 1,92 persen. Tapi Taiwan tidak hanya menghadapi persoalan ekonomi.
Pulau itu juga harus menghadapi persoalan diplomatik. Hal itu terutama karena tekanan China yang menjauhkan Taiwan dari masyarakat internasional. Beijing menilai pulau tersebut tidak memiliki hak sebagai negara karena bagian dari China.
Taiwan berulang kali menawarkan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menangani virus corona dengan kampanye yang bertajuk 'Taiwan bisa membantu'. Tsai mengatakan saat ini negaranya akan melakukan tindakan nyata dengan mendonasikan masker.
"Selama beberapa bulan terakhir, kami telah melihat begitu banyak tindakan yang berani dan penuh pengorbanan dari petugas medis di seluruh dunia, sebagai masyarakat global sudah menjadi tugas kami untuk mendukung mereka sepenuhnya," kata Tsai dalam bahasa Inggris.
Tsai menambahkan Taiwan harus meningkatkan kerja sama. Artinya, kata Tsai, Taiwan akan berbagi pengalaman dan bahan baku serta bekerja sama untuk mengembangkan perawatan pasien dan vaksin.
"Ke depannya kami akan mendonasikan masker dan pasokan lain yang surplus kepada sekutu dan negara-negara yang paling terdampak Covid-19, pasokan ini akan diberikan kepada petugas medis yang berada di garis terdepan yang bekerja untuk menyelamatkan nyawa di seluruh dunia," kata Tsai.
Taiwan sudah setuju untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengembangkan vaksin dan tindakan pencegahan penyebaran virus lainnya. Namun, Taiwan mengungkapkan kemarahan mereka kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena tidak memasukkan mereka sebagai negara anggota atas tekanan dari China.
Dalam konferensi pers yang sama Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan masker tersebut akan diberikan kepada AS, negara-negara Eropa yang paling terdampak, dan beberapa negara kecil. Hal itu sebagai salah satu cara Taiwan menjaga hubungan diplomatik.
"Taiwan bisa membantu, dan Taiwan sedang membantu," kata Wu.