REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran menolak upaya Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang embargo senjata Dewan Keamanan PBB terhadap Teheran. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, langkah tersebut merupakan perilaku yang tidak sah, Senin (4/5).
"Iran tidak berusaha untuk keluar dari kesepakatan nuklir 2015 dengan enam negara kekuatan dunia...Langkah AS tidak sah dan reaksi kami akan proporsional," kata Abbas Mousavi dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
AS pada pekan lalu berharap Dewan Keamanan PBB akan memperpanjang embargo senjata terhadap Iran sebelum berakhir pada Oktober. Pernyataan itu sejalan dengan pemerintahan Presiden Donald Trump yang mengambil garis yang lebih keras mengenai keinginan untuk memperluas dan memperkuat embargo terhadap Iran.
Washington telah mengancam untuk memicu kembalinya semua sanksi PBB terhadap Iran. AS akan menggunakan pengaruhnya untuk mendapatkan dukungan dari Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara untuk memperpanjang embargo senjata di Teheran.
"Amerika Serikat bukan anggota dari perjanjian nuklir lagi ... Reaksi Iran terhadap tindakan ilegal Amerika akan tegas," kata Mousavi.
Trump menarik AS dari perjanjian nuklir Iran pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran yang telah melumpuhkan ekonominya. Di bawah kesepakatan itu, Iran setuju untuk menghentikan kerja nuklirnya yang sensitif dengan imbalan bantuan.