Sabtu 16 May 2020 19:45 WIB

China Serukan AS Bayar Utang Iuran kepada PBB

AS dinilai berutang 2 miliar dolar AS iuran kepada PBB.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Logo PBB (ilustrasi)
Foto: VOA
Logo PBB (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengeluarkan pernyataan yang menyerukan semua negara anggota PBB untuk secara aktif memenuhi kewajiban keuangan kepada PBB, Jumat (15/5). China juga menekankan bahwa AS berutang lebih dari 2 miliar dolar AS kepada PBB.

"Pada 14 Mei, total dana yang belum dibayar di bawah anggaran rutin PBB dan anggaran pemeliharaan perdamaian masing-masing mencapai 1,63 miliar dan 2,14 miliar dolar AS," kata pernyataan China itu mengutip laporan dari kantor Sekretaris Jenderal PBB dan pertemuan yang diadakan Kamis sebelumnya, dikutip Channel News Asia, Sabtu (16/5).

Baca Juga

"Termasuk tunggakan selama beberapa tahun, AS adalah debitur terbesar anggaran rutin dan pemeliharaan perdamaian, masing-masing memiliki 1,165 miliar dan 1,332 miliar dolar AS," kata China.

AS adalah kontributor terbesar untuk anggaran PBB. Negeri Paman Sam itu membayar 22 persen dari biaya operasional tahunan PBB, yang angka tagihannya berjumlah sekitar 3 miliar dolar AS. AS juga harus membayar 25 persen dari iuran operasi pemeliharaan perdamaiannya, yang berjumlah sekitar 6 miliar dolar AS per tahun.

Washington seharusnya membayar 27,89 persen dari anggaran pemeliharaan perdamaian. Namun, keputusan yang dibuat oleh Kongres dan dilaksanakan oleh Presiden Donald Trump pada 2017 memotong pembayaran itu menjadi 25 persen, yang berarti Washington kurang membayar sebesar 200 juta dolar AS.

 

Pembayaran kontribusi oleh negara-negara anggota untuk operasi penjaga perdamaian memiliki dampak langsung pada penggantian yang dibayarkan PBB kepada negara-negara yang berkontribusi pasukan perdamaian, termasuk Indonesia. Dalam sebuah laporan pada 11 Mei, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres memperingatkan bahwa mungkin ada penundaan yang signifikan menjelang pertengahan tahun, kecuali posisi uang tunai di berbagai misi meningkat secara signifikan.

Pada Kamis, sekitar 50 dari 193 negara anggota, termasuk China, membayar kontribusi mereka sepenuhnya. China membayar sekitar 12 persen dari biaya operasional PBB dan sekitar 15 persen dari anggaran pemeliharaan perdamaian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement