Sabtu 16 May 2020 23:30 WIB

Kasus Covid-19 India Lampaui China

Jumlah kasus Covid-19 India mencapai 85.940.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nora Azizah
Jumlah kasus virus vorona tipe baru atau Covid-19 di India telah melampaui China, Sabtu (16/5) (Foto: Covid-19 India)
Foto: EPA-EFE/DIVYAKANT SOLANKI
Jumlah kasus virus vorona tipe baru atau Covid-19 di India telah melampaui China, Sabtu (16/5) (Foto: Covid-19 India)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Jumlah kasus virus vorona tipe baru atau Covid-19 di India telah melampaui China, Sabtu (16/5). Kementerian Kesehatan India mencatat jumlah kasus kini mencapai 85.940.

China telah melaporkan 82.933 kasus. Sedangkan 4.633 kematian tercatat sejak awal wabah Desember lalu.

Baca Juga

Di India, dengan 103 kematian baru pada Sabtu, jumlah kematian India telah meningkat menjadi 2.752. Melansir Anadolu Agency, India berada di peringkat 11 di antara negara-negara yang melaporkan jumlah kasus terkonfirmasi tertinggi di dunia.

Kendati dekikian, sekitar 30.152 orang telah pulih di India sejauh ini. Maharashtra adalah negara bagian yang paling parah terkena dampaknya dengan 29.100 kasus Covid-19. Negara bagian Tamil Nadu di selatan telah melaporkan 10.108 kasus, sementara negara bagian barat Gujarat telah melaporkan 9.931 kasus sejauh ini.

Maharashtra juga memiliki jumlah kematian tertinggi dengan catatan kematian 1.068bjiwa. Lebih dari 1.000 polisi di negara bagian itu telah tertular virus itu dan 10 dari mereka telah meninggal sejauh ini.

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi menerapkan aturan lockdown atau karantina nasional ketat tiga pekan sejak 24 Maret untuk mengekang penyebaran virus. Lockdown kemuduan diperpanjang hingga 3 Mei dan kembali diperpanjang hingga 17 Mei.

Pemerintah Modi akan segera mengumumkan keputusan apakah akan memperpanjang lockdown kembali setelah 17 Mei atau tidak. Banyak negara bagian yang telah menyarankan pelonggaran lockdown untuk menghidupkan kembali ekonomi. Namun, awal pekan ini, Modi mengatakan bahwa langkah lockdown akan diterapkan berbeda daripada sebelumnya dengan tetap memperharikan protokol kesehatan yang ketata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement