REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- China kemungkinan kehilangan 40 anggota militernya dalam bentrokan dengan India di wilayah perbatasan yang disengketakan. Hal ini diungkapkan oleh menteri pemerintah federal India pada Ahad (21/6).
"Jika 20 orang mati di pihak kami (India), maka akan ada setidaknya dua kali lipat korban di pihak mereka (Cina)," ujar Menteri Transportasi India, VK Singh kepada TV News24.
Singh yang merupakan mantan kepala militer, tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung pernyataannya. Dia mengatakan China secara historis tidak pernah menerima korban perang termasuk dalam konflik 1962 dengan India. Singh mengatakan, pihak India telah menyerahkan tentara China yang tersesat di wilayah India setelah terjadi konflik.
Media Cina Global Times sebelumnya mengatakan, bentrokan yang terjadi di perbatasan juga telah menimbulkan korban bagi pihak China. Namun mereka tidak merinci berapa jumlah tentara yang menjadi korban. Juru bicara kementerian pertahanan India Bharat Bhushan Babu menolak untuk mengomentari pernyataan Singh.
Sebanyak 20 tentara India terbunuh dalam pertempuran dengan Cina di sepanjang perbatasan di daerah Ladakh yang disengketakan. Bentrokan terjadi di tengah proses de-eskalasai di Lembah Galwan, Ladakh.
Insiden ini merupakan eskalasi serius antara di India dan China di wilayah perbatasan kedua negara yang diperselisihkan di barat Himalaya. Bentrok mematikan ini merupakan puncak dari ketegangan dalam beberapa pekan terakhir.
Cina mengklaim wilayah di timur laut India. Sementara New Delhi menuduh Beijing menduduki wilayahnya di dataran tinggi Aksai Chin di Himalaya, yang termasuk bagian dari wilayah Ladakh.