Kamis 16 Jul 2020 16:23 WIB

Donald Trump Ganti Manajer Kampanye

Donald Trump mengganti manajer kampanyenya yakni Brad Parscale

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Donald Trump mengganti manajer kampanyenya yakni Brad Parscale. Ilustrasi.
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Donald Trump mengganti manajer kampanyenya yakni Brad Parscale. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengganti manajer kampanyenya yakni Brad Parscale pada Rabu (15/7). Keputusan itu diambil setelah Parscale dinilai gagal menghadirkan sejumlah besar massa saat Trump berkampanye di Tulsa, Oklahoma beberapa waktu lalu.

Dalam keterangan yang diunggah di akun Facebook-nya, Trump mengatakan posisi Parscale akan digantikan oleh Bill Stepien. Sebelumnya dia menjabat sebagai wakil manajer kampanye.

Baca Juga

Trump mengatakan Parscale akan beralih ke peran yang berfokus pada strategi digital dan data. Dalam pernyataannya, Trump memberi apresiasi pada Parscale dan Stepien atas keterlibatan mereka dalam memenangkan pilpres AS tahun 2016 lalu.

Stepien adalah seorang ahli strategi lama dari Partai Republik. Sebelum ditarik masuk ke tim kampanye, dia adalah direktur politik di Gedung Putih. Dengan perombakan tersebut, Trump optimistis dapat mengulang keberhasilannya seperti empat tahun lalu.

“Yang ini harusnya jauh lebih mudah karena jumlah jajak pendapat kita meningkat dengan cepat, ekonomi semakin baik, vaksin dan pengobatan dalam proses, dan orang Amerika menginginkan jalan-jalan dan komunitas yang aman,” kata Trump.

Perombakan tim kampanye Trump telah santer dikabarkan sebelumnya terutama sejak kampanye Trump di Tulsa, Oklahoma bulan lalu. Kala itu, Parscale menyebut bahwa lebih dari satu juta orang telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam kampanye. Namun faktanya, yang hadir hanya 6.200 orang.

Seorang sumber yang dekat dengan tim kampanye Trump mengungkapkan Trump telah merasa cemas dengan berbagai hasil jajak pendapat tentang elektabilitas. Sebab mayoritas dari mereka menunjukkan keunggulan calon presiden Partai Demokrat Joe Biden.

Namun Trump tampaknya enggan mempercayai hasil berbagai survei tersebut. Sebaliknya, dia justru menghujatnya. Dalam politik domestik AS, posisi Trump memang terbilang agak rentan. Dia telah menjadi sasaran kritik berbagai pihak akibat tingginya kasus dan kematian akibat Covid-19 di Negeri Paman Sam.

Pesaingnya, Joe Biden, bahkan menyalahkan Trump atas tak terkontrolnya pandemi di AS. Biden, yang sempat menjabat wakil presiden pada masa pemerintahan Barrack Obama, menyebut Trump tak mengambil langkah dramatis untuk mengekang penyebaran virus.

Selain Covid-19, cara Trump menangani gelombang demonstrasi anti-rasialis Black Lives Matter turut menjadi sorotan. Trump mengancam akan menembaki demonstran menyusul terjadinya aksi pembakaran dan penjarahan.

Dalam cicitan di akun Twitter pribadinya pada 29 Mei, Trump mengatakan tak bisa tinggal diam menyaksikan kerusuhan dan huru-hara di Minneapolis menyusul kematian seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd. “Saya tidak bisa mundur dan menyaksikan ini terjadi di kota Amerika yang hebat, Minneapolis,” ucap Trump.

Dia pun mendesak wali kota Minneapolis segera mengambil tindakan dan mengontrol kembali situasi di sana. Jika tidak, Trump menyebut akan mengirim Garda Nasional AS ke kota tersebut.

“Para penjahat ini tidak menghargai kenangan George Floyd dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Baru saja berbicara dengan Gubernur (Minnesota) Tim Walz dan mengatakan kepadanya bahwa militer bersamanya. Kesulitan apa pun dan kami akan mengambil kendali tetapi, ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai,” ujar Trump kala itu.

Cicitan Trump itu seketika dibanjiri kritik dan kecaman. "’Ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai’. Orang ini bahkan tidak bisa menyamarkan fakta bahwa ia bersenang-senang,” kata aktor dan produser Brian Tyler Cohen menanggapi cicitan Trump.

Politisi Carlos Ramirez-Rosa turut mengecam cicitan Trump. “Anda mengancam menggunakan militer terhadap rakyat Amerika? Anda adalah pengkhianat untuk bangsa kita dan Konstitusi AS. Berhenti sekarang, Anda adalah ancaman bagi rakyat Amerika,” katanya.

Musisi rap YBN Cordae melontarkan kecaman serupa. “Anda (Trump) adalah manusia terburuk yang pernah ada,” tulis Cordae merespons cicitan Trump.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement