REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pada 22 Juli 1977, Wakil Perdana Menteri China Deng Xiaoping dikabarkan bakal kembali ke Pemerintah China. Konferensi Partai Komunis Cina (PKC) telah mengembalikannya ke kantor Wakil Perdana Menteri Dewan Negara, Wakil Ketua Komite Pusat, Wakil Ketua Komisi Militer, dan Kepala Staf Umum Tentara Pembebasan Rakyat.
Dilansir BBC History, Deng Xiaoping sebelumnya diberhentikan dari jabatannya setelah fraksi politik dari PKC yang disebut Geng of Four sayap kiri menyalahkannya atas pemberontakan rakyat di Lapangan Tiananmen pada April 1976 setelah kematian Perdana Menteri Zhou Enlai. Sejak kematian Ketua Mao Zedong pada September, Geng of Four telah mengesampingkan Deng dan mencoba program reformasi radikal.
Tetapi Mao Tse Tung memilih Hua Guofeng, sebagai perdana menteri China yang telah membersihkan Partai dari pengaruh ekstremis seperti Geng of Four. Geng of Four secara resmi dikeluarkan dari PKC pada pertemuan Plenoum Komite Ketiga pada akhir pekan tahun 1977.
Surat kabar resmi PKC, The People's Daily, menuduh kelompok itu berusaha "membangun kembali" Partai Komunis, tidak termasuk pejabat senior dan menciptakan "organisasi massa". Otoritas China sekarang menganggap agar Gang tidak bersalah sebagai tindakan kontra-revolusioner.
Seorang pejabat partai di Kiangsi yang membela kelompok itu dikecam karena kejahatannya pada pertemuan 4.000 orang. Perdana Menteri Hua juga mengidentifikasi kecenderungan sayap kiri dalam pemimpin partai di 13 dari 29 wilayah pemerintahan China dan memindahkan mereka dari kekuasaan.
Pada akhir 1978, Deng Xiaoping secara efektif merebut kekuasaan dari Hua Guofeng. Anggota Geng Of Four pun telah ditangkap pada Oktober 1976 dan diadili pada tahun 1980 untuk bagian mereka dalam percobaan kudeta.
Pada 1978 Deng mengawasi perubahan arah bersejarah bagi China yang menekankan apa yang disebut "Empat Modernisasi" pertanian, industri, pertahanan nasional, serta sains dan teknologi. Selama kekuasaan lama Deng, ia melembagakan berbagai reformasi yang bertujuan pada desentralisasi ekonomi dan membuka negara untuk perdagangan internasional.
Dia mengundurkan diri dari jabatan resmi Partai terakhir pada 1989, setelah dia dan para sesepuh partai lainnya memerintahkan penggunaan kekuatan militer untuk memadamkan aksi di Lapangan Tiananmen. Dia tetap sangat berpengaruh sampai kematiannya pada tahun 1997 dan Deng yang menyetujui kenaikan Jiang Zemin menjadi ketua Partai dan Deng yang mencalonkan Hu Jintao sebagai pengganti Jiang.