Rabu 05 Aug 2020 08:38 WIB

Donald Trump: Ledakan di Lebanon Kemungkinan Serangan Bom

Trump mengatakan menurut para jenderal ledakan di Lebanon mungkin serangan bom

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Presiden Donald Trump mengatakan menurut para jenderal ledakan di Lebanon kemungkinan serangan bom. Ilustrasi.
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Donald Trump mengatakan menurut para jenderal ledakan di Lebanon kemungkinan serangan bom. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ledakan yang terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut, kemungkinan adalah sebuah serangan bom. Dia menyebut serangan itu sangat mengerikan karena telah menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai ribuan lainnya.

Trump mengatakan dia telah bertemu dengan beberapa jenderal AS. Mereka menyatakan ledakan itu bukan "semacam jenis ledakan manufaktur". Trump mengatakan menurut para jenderal ledakan itu adalah serangan bom.

Baca Juga

"Mereka berpikir itu adalah serangan. Semacam bom. Sepertinya serangan yang mengerikan," ujar Trump.

Dua pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan tidak diketahui dari mana Trump menerima informasi bahwa ledakan di Beirut adalah serangan bom. Tetapi informasi awal tidak menunjukkan bahwa ledakan itu adalah serangan bom.

Para pejabat menuturkan sejauh ini menerima informasi sesuai dengan apa yang telah diberikan pejabat Lebanon secara publik. Mereka menambahkan bahwa informasi ini masih awal dan dapat berubah seiring berjalannya waktu.

Trump menyatakan pemerintah AS siap memberikan bantuan kepada Lebanon. Selain itu, AS juga akan menunggu hasil penyelidikan pihak berwenang terkait penyebab ledakan. "Amerika Serikat siap membantu Lebanon," kata Trump.

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan ledakan berasal dari gudang penyimpanan bahan-bahan peledak di pelabuhan. Dia menambahkan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa dilengkapi dengan keamanan yang memadai.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement