REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bertepatan dengan perayaan 40 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kolombia, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Claudia Blum de Barberi telah mengadakan pertemuan bilateral secara virtual, Rabu (7/8). Hal ini diungkap Retno saat memberi paparan pers pekanan kepada wartawan, Jumat (7/8).
"Pada pertemuan ini kami menandatangani dua kesepakatan yakni kesepakatan pembebasan visa bagi pemegang paspor biasa yang mengikuti aturan selama pandemi, serta penandatangan nota kesepahaman untuk membangun platform konsultasi politik," ujar Retno.
Menlu juga menekankan dalam pertemuan tersebut Indonesia menekankan empat hal utama untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Kolombia. Pertama adalah mengenai penguatan mekanisme kerja sama bilateral.
Hal itu adalah strategi untuk meninjau kerja sama yang ada dan menjajaki berbagai peluang baru termasuk rencana kunjungan presiden Kolombia ke Indonesia yang sampai saat ini masih direncanakan untuk dilakukan pada tahun 2021. Kedua, penguatan kemitraan ekonomi kedua negara.
"Berbagai upaya untuk hubungan ekonomi baik perdagangan investasi dan pariwisata harus terus didorong. Oleh karena itu saat ini kedua negara melakukan studi kelayakan terkait preferential trade agreement (PTA) antara kedua negara," ujar Menlu Retno.
Selain itu, interaksi antara pebisnis kedua negara harus diperkuat termasuk pendirian Indonesia Latin America Chamber of commerce. Sebagai catatan, tahun lalu Kimia Farma Inver3 SAS telah menandatangani kesepakatan untuk memasarkan produk Farmasi Indonesia dan negara-negara aliansi Pasifik.
Selain itu, kedua negara juga membahas perkuatan kerja sama di masing-masing organisasi kawasan melalui ASEAN dan Pasifik Alliance Cooperation, kemitraan Kolombia di ASEAN, dan kemitraan Indonesia di Pasifik Alliances.
"Indonesia terus mengajak Kolombia untuk meningkatkan peranannya di kawasan Asia Tenggara melalui mekanisme ASEAN dan Indonesia rencana asesi Treaty of Amity and Cooperation (TAC) untuk mendukung stabilitas dan perdamaian di kawasan," jelas Retno.
Pada konteks multilateral dalam presidensi DK PBB Agustus ini, Indonesia akan terus berkomitmen mendukung pemeliharaan perdamaian melalui implementasi dari kesepakatan perdamaian antara pemerintah Kolombia dengan FARC atau The Revolutionary Armed Forces of Columbia.