REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Juru Bicara Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan mengumumkan korban tewas akibat ledakan di Beirut telah mencapai 171 orang. Sedangkan jumlah korban yang masih dinyatakan hilang berkisar antara 30 dan 40 orang.
Menurut Hasan, masih 1.500 korban luka yang membutuhkan perawatan. Sedangkan, 120 lainnya masih di ruang gawat darurat.
Pihaknya juga telah menggelar pertemuan dengan Direktur Darurat Regional untuk Organisasi Kesehatan Dunia, Rick Brennan. Pada pertemuan tersebut, mereka membahas tantangan yang dihadapi oleh sektor kesehatan di Lebanon setelah ledakan di Pelabuhan Beirut.
Dua ledakan besar mengguncang Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus sekitar pukul 18.10 waktu setempat (1510 GMT). Ledakan itu mengguncang gedung-gedung di seluruh ibu kota Lebanon. Beberapa negara termasuk Prancis, Rusia, Cina, Kuwait, Qatar, Yordania, Mesir, Saudi, dan Inggris telah mengirimkan berbagai jenis bantuan untuk membantu Lebanon.