REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan melakukan segala upaya untuk memperpanjang embargo senjata internasional terhadap Iran, yang sedang dibahas di Dewan Keamanan (DK) PBB. Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Jumat (14/8).
DK PBB telah mulai memberikan suara pada upaya AS untuk memperpanjang embargo terhadap Iran, yang ditentang oleh kekuatan veto Rusia dan China, dengan hasil yang akan dirilis pada Jumat.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa melalui perangkat diplomatik kami untuk memastikan bahwa embargo senjata tidak berakhir," kata Pompeo.
Pompeo, dalam kunjungannya ke Austria, mengatakan Iran juga harus memberikan kerja sama penuh dan segera dengan pengawas nuklir Badan Energi Atom Internasional, yang ketuanya dia temui di Wina.
"Tidak masuk akal untuk mengizinkan negara sponsor terorisme terbesar di dunia untuk membeli dan menjual sistem senjata. Menurut saya itu gila," kata Pompeo dalam konferensi pers.
Beberapa diplomat mengatakan upaya untuk memperpanjang larangan itu pasti akan gagal dan membuat kesepakatan nuklir yang sudah rapuh antara Teheran dan kekuatan dunia semakin berisiko. Pompeo mengatakan dia mendesak seluruh dunia untuk mendukung sikap AS.
"Pemungutan suara akan dilakukan dalam beberapa jam ke depan dan kami berharap kami akan sukses. Ketika kami melihat hasilnya, kami akan membuat keputusan tentang bagaimana untuk bergerak maju," ujar dia.
"Kami tidak ambigu tentang fakta bahwa kami tidak berniat membiarkan embargo senjata ini berakhir. Tidak ada sama sekali."
Pompeo menyambut baik kesepakatan antara Israel dan Uni Emirat Arab untuk menormalkan hubungan diplomatik.
"Ini langkah maju yang penting untuk stabilitas Timur Tengah. Ini momen yang bagus untuk dunia dan keamanannya," ia menegaskan.