REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengatakan, negaranya tidak mengakui Israel sampai masalah Palestina diselesaikan. Dalam wawancara dengan Dunya News, Khan mengatakan bahwa Islamabad tidak akan mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA) yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
"Pendirian kami tentang Israel sangat jelas. Hal yang sama yang dimiliki oleh pendiri bangsa, Quaid-I-Azam. Kami tidak dapat mengakui Israel sampai Palestina mendapatkan hak mereka, yang seharusnya sejalan dengan solusi dua negara," ujar Khan, dilansir Middle East Monitor, Kamis (20/8).
Khan mengatakan, masalah Israel dan Palestina serupa dengan persoalan Jammu dan Kashmir yang diduduki serta direbut oleh India. Menurut Khan, mengakui Israel sebagai negara sama saja dengan menyerahkan wilayah Jammu dan Kashmir kepada India.
"Kasus orang Palestina mirip dengan orang-orang Kashmir, dan hak-hak mereka (Palestina) telah direnggut dan mereka telah menderita kekejaman Israel," kata Khan.
UEA mengatakan, kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel merupakan upaya untuk mencegah rencana aneksasi terhadap wilayah Tepi Barat yang diduduki. Namun sejumlah negara percaya bahwa upaya kesepakatan normalisasi telah dimulai selama bertahun-tahun lalu, karena pejabat Israel telah melakukan kunjungan resmi ke UEA. Selain itu, Israel menghadiri konferensi di negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik.
Normalisasi hubungan UEA-Israel menandai ketiga kalinya negara Arab membuka hubungan diplomatik secara penuh dengan Israel. Negara Arab lainnya yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel adalah Mesir dan Yordania. UEA menjadi negara Teluk Arab pertama yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Beberapa negara menyambut baik kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan UEA. Namun kesepakatan itu telah memicu kemarahan di sebagian besar negara Muslim. Palestina telah mengecam kesepakatan normalisasi antara UEA dan Israel yang dijembatani AS. Menurutnya hal itu merupakan sebuah pengkhianatan. Palestina selama ini tak mengakui upaya mediasi dilakukan AS. Rizky Jaramaya