Rabu 26 Aug 2020 11:25 WIB

Sutradara Perempuan Afghanistan Ditembak Pria tak Dikenal

Saba Sahar Sahar adalah sutradara dan aktivis hak-hak perempuan di Afghanistan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Penembakan. Salah satu sutradara film perempuan pertama Afghanistan, Saba Sahar, ditembak oleh tiga pria bersenjata yang tak dikenal di ibu kota Kabul.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Penembakan. Salah satu sutradara film perempuan pertama Afghanistan, Saba Sahar, ditembak oleh tiga pria bersenjata yang tak dikenal di ibu kota Kabul.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Salah satu sutradara film perempuan pertama Afghanistan, Saba Sahar, ditembak oleh tiga pria bersenjata yang tak dikenal di ibu kota Kabul. Suami Sahar, Emal Zaki, mengatakan istrinya ditembak ketika sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja pada Selasa (25/8).

Tiga pria bersenjata melepaskan tembakan ke mobil Sahar. Zaki mengatakan kepada BBC ada lima orang di dalam mobil tersebut yakni Sahar, dua pengawal, seorang anak, dan sopir. Kedua pengawal mengalami luka pukulan. Sementara seorang anak dan sopir tidak terluka.

Baca Juga

Zaki mengaku mendengar suara tembakan sekitar lima menit setelah Sahar meninggalkan rumah. Zaki langsung menghubungi ponsel istrinya. Ketika itu, Sahar mengatakan kepada Zaki bahwa dia telah ditembak dan dipukul di bagian perut.

"Saya sampai di tempat kejadian dan menemukan mereka semua terluka. Dia menerima pertolongan pertama dan kami langsung membawanya ke rumah sakit darurat, kemudian ke rumah sakit polisi," ujar Zaki.

Sahar telah menjalani operasi dan kondisinya stabil. Hingga saat ini tidak ada kelompok yang mengklaim serangan itu. Sahar adalah salah satu aktris sekaligus sutradara paling terkenal di Afghanistan. Dia merupakan juru kampanye untuk hak-hak perempuan.

Sahar pernah berlatih sebagai petugas polisi dan masih bekerja untuk Kementerian Dalam Negeri. Sebagian besar film dan tayangan televisi yang dibuatnya mengeksplorasi tentang keadilan dan korupsi. Menanggapi penembakan terhadap Sahar, Amnesty International mengatakan telah terjadi peningkatan yang sangat mengkhawatirkan dalam serangan terhadap aktor film, aktivis politik, dan pembela hak asasi manusia di Afghanistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement