Rabu 26 Aug 2020 13:33 WIB

China Peringatkan AS Usai Aksi Penyusupan Pesawat Intai

China menilai langkah AS membahayakan dan bisa memicu salah tembak.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Pesawat intai AS (ilustrasi).
Pesawat intai AS (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer Cina memberikan protes keras terhadap pesawat intai Amerika Serikat (AS) yang masuk tanpa izin ke zona larangan terbang. Zona itu itu menjadi lokasi latihan tembakan langsung oleh Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA).

Protes ini dilayangkan langsung oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Cina pada Selasa (25/8) waktu setempat. Dia memperingatkan bahwa langkah AS bisa menyebabkan kesalahan penilaian dan bahkan kecelakaan. Upaya penyusupa AS juga merupakan tindakan provokasi yang terang-terangan terhadap Cina.

Baca Juga

Seperti dilansir Global Times, pesawat militer AS disebut berisiko jadi target salah tembak ketika memasuki zona pembatasan latihan militer. Beruntungnya, PLA menahan diri untuk tidak melakukannya. Namun dilihat dari sejarahnya, China telah menembak jatuh lima pesawat U-2 (pesawat intai) di saat mereka masuk tanpa izin ke wilayah udara daratan Cina. 

"Pesawat pengintai ketinggian U-2 masuk tanpa izin ke zona larangan terbang yang saat ini menjadi tuan rumah latihan tembakan langsung oleh Komando Teater Utara PLA pada Selasa, yang secara serius mengganggu latihan normal pasukan China," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Wu Qian dalam sebuah pernyataan dikutip laman Global Times, Rabu (26/8).

Wu tidak merinci di mana tepatnya pesawat itu masuk tanpa izin. Menurut pemberitahuan pembatasan navigasi yang dikeluarkan oleh otoritas keamanan maritim China dalam beberapa hari terakhir, sejumlah latihan tembakan langsung yang diadakan pada Selasa terletak di Laut Bohai dan Laut Kuning.

"Langkah itu secara serius melanggar kode etik untuk keselamatan pertemuan udara dan maritim antara China dan AS, serta norma internasional terkait, dan dapat dengan mudah menyebabkan kesalahpahaman dan kesalahpahaman, dan bahkan memicu kecelakaan udara dan laut," kata Wu.

Wu mengatakan, ini adalah tindakan provokasi yang terang-terangan, dan pihak China sangat menentang. Pemerintah juga telah mengajukan representasi serius dengan AS.

Wu mencatat bahwa China menuntut AS untuk segera menghentikan tindakan provokatif tersebut, dan mengambil tindakan nyata untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Sementara itu, Song Zhongping, seorang ahli militer China dan komentator TV, mengatakan kepada Global Times bahwa U-2 yang masuk tanpa izin ke zona pembatasan latihan PLA berisiko ditembak jatuh secara keliru. Jika U-2 memasuki wilayah udara China itu sesuai dengan norma dan logika bahwa PLA memiliki hak untuk menembak jatuh.

"Bahkan jika tidak terbang ke wilayah udara China, selama itu masuk tanpa izin ke PLA sebelumnya mengumumkan zona larangan terbang, itu juga akan menghadapi risiko ditembak jatuh," kata Song.

"AS harus memahami bahwa PLA pasti sangat menahan diri untuk tidak menembak jatuh, dan tidak boleh memprovokasi lagi," ujarnya menambahkan.

Seorang ahli militer Cina yang meminta jati dirinya tidak disebutkan mengatakan bahwa langkah AS itu adalah praktik normal bagi banyak militer termasuk AS. Pesawat mata-mata AS dengan sengaja melakukan pelanggaran, yang sangat berbahaya dan mengabaikan keselamatan pilot AS.

Dikembangkan oleh perusahaan senjata AS Lockheed Martin pada 1950-an, pesawat pengintai strategis U-2 dapat melakukan misi mata-mata di ketinggian 27.430 meter, dengan kecepatan tertinggi 821 kilometer per jam. Militer di pulau Taiwan telah menggunakan U-2 untuk melakukan misi pengintaian di daratan China sejak Januari 1962. Angkatan Udara PLA menembak jatuh U-2 pertama pada 9 September 1962 di pinggiran Nanchang, Cina Timur, Provinsi Jiangxi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement