Kamis 27 Aug 2020 15:28 WIB

Infeksi Covid-19 menyebar, Karantina di Gaza Diperpanjang

Ada 26 kasus Covid-19 baru di Jalur Gaza.

Warga Palestina menghabiskan waktu mereka di pantai Gaza, di tengah pandemi virus coronavirus COVID-19 yang sedang berlangsung di Kota Gaza, 15 Juni 2020.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina menghabiskan waktu mereka di pantai Gaza, di tengah pandemi virus coronavirus COVID-19 yang sedang berlangsung di Kota Gaza, 15 Juni 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Wilayah Gaza akan tetap terkunci setidaknya hingga Ahad ke depan. Menurut pejabat kesehatan, Rabu (26/8), keputusan diambil setelah otoritas setempat melaporkan dua kasus kematian dan 26 kasus baru Covid.

Pejabat mengungkapkan, pada dua hari lalu, ketika empat kasus pertama ditemukan di kamp pengungsi di wilayah 360 kilometer persegi (140 mil persegi), dan penguncian selama 48 jam diberlakukan, tidak ada infeksi baru ditemukan.

Baca Juga

Namun pada Rabu malam, pejabat kesehatan mengatakan 26 orang di beberapa lokasi dinyatakan positif Covid-19 dan dua pasien telah meninggal. Ini menunjukkan bahwa pandemi dunia telah menembus Gaza, wilayah palestina yang diisolasi paksa Israel.

Wilayah sepanjang 40 kilometer (24 mil) yang dijalankan oleh kelompok Islamis Hamas ditutup dari dunia luar oleh tembok Israel, menara pengawas dan kapal perang di sepanjang 90 persen perbatasan dan garis pantainya, dan oleh Mesir di sepanjang jalur sempit di selatan.

Kedua negara memberlakukan pembatasan ketat pada pergerakan masuk dan keluar Gaza, dengan alasan masalah keamanan atas Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat.

Infeksi baru menambah kekhawatiran di antara organisasi kesehatan lokal dan internasional tentang kombinasi kemiskinan yang berpotensi menjadi bencana di Gaza. ini mengingat kamp-kamp pengungsi yang padat penduduk dan kapasitas rumah sakit yang terbatas.

Masjid, sekolah, dan sebagian besar bisnis telah diperintahkan ditutup. Pihak berwenang telah menginstruksikan warga Gaza untuk tinggal di rumah dan memakai masker jika mereka perlu berbelanja kebutuhan pokok.

Ignacio Casares Garcia, kepala Subdelegasi Gaza dari Komite Internasional Palang Merah, mengatakan rumah sakit dan pusat kesehatan di wilayah itu tidak memiliki peralatan medis dan obat yang memadai untuk perawatan pasien COVID-19.

"Sistem perawatan kesehatan Gaza tidak akan dapat menangani lebih dari beberapa lusin pasien virus corona," katanya dalam sebuah pernyataan, seraya menyerukan lebih banyak bantuan internasional.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement