Kamis 27 Aug 2020 20:56 WIB

Menlu Prancis Desak Rusia Terbuka Soal Kasus Navalny

Para menteri luar negeri Uni Eropa akan membahas kasus Navalny.

Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny. Ia diduga sengaja diracun dan kini dalam kondisi koma di sebuah rumah sakit di Jerman.
Foto: AP
Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny. Ia diduga sengaja diracun dan kini dalam kondisi koma di sebuah rumah sakit di Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian pada Kamis mengaku heran dengan Rusia yang tak bersikap terbuka atas kemungkinan tokoh oposisi Alexei Navalny keracunan. Le Drian juga mengatakan bahwa para menteri luar negeri Uni Eropa akan membahas kasus Navalny pekan ini.

Navalny kini dalam kondisi induksi koma di rumah sakit Berlin, tempatnya diterbangkan pada Sabtu setelah pingsan selama penerbangan di Rusia. Klinik di Jerman menyebutkan bahwa pemeriksaan medis awal mengindikasikan adanya keracunan, meski para dokter Rusia yang merawat Navalny di rumah sakit Siberia menolak diagnosa itu.

Baca Juga

"Saya tidak paham mengapa Rusia tidak bermain secara terbuka padahal itu untuk kepentingan mereka," kata Le Drian kepada radio RTL.

"Sebuah kejahatan. Rusia perlu mengambil inisiatif untuk menginvestigasi secara terbuka dan ketika yang bersalah terbukti, maka jadikan itu sebagai pelajaran (untuk yang lainnya), ini bukan pertama kalinya kasus keracunan terjadi."

Kremlin pada Rabu mengatakan pihaknya berharap penyakit Navalny tidak akan merusak hubungan Rusia dengan negara Barat. Moskow ingin mengetahui alasan Navalny jatuh sakit meski menolak melakukan penyelidikan dalam insiden tersebut.

Menurut Le Drian, para menteri luar negeri Uni Eropa sedang bertemu di Berlin pada Kamis hingga Jumat dan akan membahas kasus Navalny.

Saat ditanya apakah ada cara untuk memaksa Moskow agar membuka penyelidikan, Le Drian menjawab, "Kami sudah menentukan sejumlah sanksi, jadi saya rasa jika mereka (Rusia) mengambil inisiatif untuk terbuka maka itu akan menjadi reputasi mereka."

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement