REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina sedang mempertimbangkan aturan yang memungkinkan lebih banyak perawat dan profesional medis lainnya untuk pergi bekerja di luar negeri. Sebelumnya, larangan perjalanan ketat diberlakukan kepada para tenaga medis ini, membuat mereka harus lebih banyak berada di rumah masing-masing selama pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).
Juru bicara Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Harry Roque mengumumkan rencana tersebut pada Kamis (17/9). Setidaknya ribuan perawat yang tergabung dalam priso-nurses sebelumnya mengimbau pemerintah untuk diizinkan melakukan perjalanan. Sebab, selama ini mereka telah mendapat bayaran rendah dan tidak terlindungi di rumah.
Banyak petugas kesehatan dari Filipina yang bekerja di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di kawasan Eropa dan Timur tengah selama pandemi COVID-19. Atas permintaan tersebut, Kementerian Tenaga Kerja telah mengusulkan untuk memperluas pengecualian bagi mereka yang memiliki kontrak di luar negeri per 31 Agustus. Sejauh ini hanya mereka yang memiliki kontrak pada 8 Maret yang diizinkan untuk bepergian.
Menurut Roque, proposal untuk rencana pelonggaran pembatasan atau relaksasi akan diberikan kepada Duterte. Nantinya, keputusan akhir diberikan setelah peninjauan lebih lanjut yang diharapkan segera.
Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin mengatakan dalam unggahan di media sosial Twitter bahwa Filipina memiliki 400.000 lulusan perawat yang saat ini tidak memiliki pekerjaan. Ia telah menyerukan pencabutan larangan yang berlaku sejak pandemi COVID-19.
Filipina memiliki kassus infeksi virus korona tertinggi yang tercatat di Asia Tenggara. Hingga Kamis (17/9), terdapat 276.289 kasus COVID-19 di negara itu. 4.785 kematian.
Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja Filipina Silvestre Bello mengatakan kepada para perawat pada 11 September lalu bahwa yakin presiden akan mendukung proposalnya untuk melonggarkan larangan perjalanan. Ia mengatakan pencabutan total larangan itu saat ini sedang dalam pertimbangan serius.