REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Menteri pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, menegaskan dirinya telah memerintahkan pembubaran satu kompi pasukan khusus paling terlatih yaitu KSK. Satu dari empat kompi pasukan elite tersebut dikabarkan telah disusupi oleh ekstremisme sayap kanan.
"KSK tidak dapat melanjutkan dalam bentuknya saat ini. Elitisme yang tidak sehat dan kepemimpinan beracun di dalam unit telah mengembangkan dan mempromosikan kecenderungan ekstremis," tegas Kramp-Karrenbauer dikutip dari The New York Times yang terbit 1 Juli 2020 lalu.
Pengumuman pembubaran itu muncul enam pekan pascapara penyelidik menemukan sekumpulan memorabilia Nazi dan gudang amunisi serta bahan peledak curian di properti seorang sersan mayor yang telah bertugas di KSK sejak 2001. Tiga tahun lalu juga tentara dilaporkan telah memberi hormat pada Hitler dan mendengarkan musik rock neo-Nazi.
Terkait temuan terbaru, termasuk hilangnya 48 ribu amunisi dan 62 kilogram bahan peledak, Kramp-Karrenbauer mengatakan investigasi internal akan dilakukan. Apalagi, pada Mei polisi menyita bahan peledak dan senjata di rumah seorang prajurit KSK.
"Investigasi internal akan dilakukan untuk mengetahui apakah barang-barang itu dicuri atau hilang karena pembukuan yang ceroboh," tegasnya.
Kramp-Karrenbauer menyebut upaya sekarang akan diintensifkan untuk menentukan apakah kasus ekstremisme baru-baru ini dan yang lebih lama adalah bagian dari jaringan. Menurutnya, kemungkinan ini bukan hanya kasus yang terisolasi tetapi ada hubungan yang jelas dan harus diselidiki sepenuhnya.
Kramp-Karrenbauer menambahkan, sekarang dirinya ingin lebih mengintegrasikan KSK ke dalam militer yang lebih luas untuk meningkatkan pengawasan terhadap unit tersebut. Pelatihan yang telah dilakukan secara terpisah dari unit lain akan dibuka, pemeriksaan keamanan terhadap anggota baru akan diintensifkan, dan jumlah tahun tentara dapat bertugas di kompi yang sama akan dibatasi.
“KSK, setidaknya di beberapa daerah, telah menjadi independen dalam beberapa tahun terakhir, di bawah pengaruh pemahaman elitisme yang tidak sehat oleh para pemimpin individu," terang Kramp-Karrenbauer.
Inspektur Jenderal Bundeswehr (angkatan darat) Eberhard Zorn menyatakan amunisi yang hilang telah menambah kekhawatiran dan serangan baru-baru ini hanyalah puncak gunung es. Bahan peledak yang dimaksud digunakan oleh KSK untuk meledakkan fasad gedung dalam misi khusus di luar negeri.
Ia juga khawatir dan masyarakat juga pasti demikian, apakah ada sel teroris di militer. "Saya sangat khawatir, ini bukan masalah kecil," kata Jenderal Zorn.
Sebuah komite dibentuk untuk melaporkan kembali ekstremisme sayap kanan dalam pasukan khusus dan mengusulkan langkah-langkah guna memeranginya. Undang-undang baru disahkan untuk memudahkan memerangi tentara sayap kanan. Hal yang terpenting, KSK dan anggota militer lainnya telah diperintahkan untuk bertanggungjawab atas senjata dan amunisi yang hilang.