REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mengumumkan aturan pembatasan terbaru yang diberlakukan di negara itu untuk mencegah penyebaran Covid-19. Dengan demikian, banyak kegiatan bisnis yang kembali ditutup, termasuk hotel dan bar, mulai Kamis (24/9) mendatang.
Aturan kembali diberlakukan menyusul adanya status waspada Covid-19 yang mencapai level tertinggi kedua di Inggris sejak Juni. Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Johnson mengatakan orang-orang harus kembali bekerja dari rumah serta wajib mengenakan masker, mencuci tangan secara rutin, dan menjaga jarak sosial.
Dalam beberapa bulan terakhir, aturan pembatasan mular dilonggarkan di Inggris. Namun, penasihat kesehatan kemudian memperingatkan jumlah kasus Covid-19 data terus mengalami peningkatan. Bahkan kasus dapat mencapai 50 ribu per hari pada pertengahan Oktober jika pemerintah tidak mengubah arah kebijakan atau tak ada tindakan pencegahan dilakukan.
Chris Whitty, kepala petugas medis Inggris, menyarankan pembatasan akan diperlukan selama enam bulan lagi. Ia mengatakan sangat penting untuk ‘memutuskan hubungan yang tidak perlu’ antara masyarakat atau individu dalam rumah tangga.
Johnson saat ini akan memberlakukan pembatasan berupa karantina wilayah. Langkah ini oleh beberapa penasihat kesehatan dianggap tepat. Namun bagi para menteri yang meski sangat prihatin tentang meningkatnya kasus Covid-19, terdapat perpecahan karena kekhawatiran terhadap perekonomian Inggris. Mereka meminta aturan pembatasan dibuat secara lebih minim.