REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Lembaga pemantau Korea Utara (Korut) melaporkan Korut menyertakan kendaraan yang terlihat seperti peluncur rudal kendali dalam latihan parade militer. Kendaraan itu mengikuti latihan parade yang akan ditampilkan pada 10 Oktober mendatang.
Lembaga think-tank Amerika Serikat (AS) yang fokus memantau Korut, 38 North mengatakan berdasarkan citra satelit yang mereka ambil pada Selasa (22/9) kemarin terlihat 'kendaraan yang mungkin terkait rudal kendali'. Foto tersebut diambil di Lapangan Latihan Parade Mirim, Pyongyang.
"Sementara resolusi foto tidak cukup untuk menentukan dengan pasti kendaraan apa itu, ukuran dan bentuknya menunjukkan kendaraan itu mungkin kendaraan peluncur atau transporter erector launcher (TEL) untuk rudal besar," kata 38 North dalam laporan mereka, Rabu (23/9).
Kendaraan itu tampaknya cukup besar untuk membawa rudal antar-benua, intercontinental ballistic missiles (ICBM) Korut. Sebuah rudal yang diyakini dapat membawa hulu ledak nuklir menuju target di mana pun di seluruh dunia.
Penulis laporan tersebut mengakui ada kemungkinkan kendaraan itu mungkin bukan yang mereka maksud. Tapi 'mengingat lokasi dan kondisinya keberadaan kendaraan itu tidak biasa'.
Citra satelit juga menunjukan formasi besar pasukan dan kendaraan yang sedang latihan di lapangan. "Latihan baru-baru ini memberi petunjuk kuat peringatan 75 tahun Parai Buruh Korut pada 10 Oktober akan menampilkan parade militer besar," kata 38 North.
Sejak awal tahun 2018, Korut tidak lagi menunjukkan rudal balistik mereka di parade militer. Setelah Pemimpin Korut Kim Jong-un mulai melakukan negosiasi diplomatik tiga kali dengan Presiden AS Donald Trump.
Namun proses negosiasi tersebut berjalan buntu karena Korut menolak membongkar fasilitas nuklir mereka. Pada awal tahun ini Kim berjanji akan mengungkapkan 'senjata strategis' baru.
Para pengamat menilai Korut dapat menggunakan hari libur 10 Oktober untuk memamerkan senjata baru mereka. Pada pekan ini pemerintah AS mengatakan Korut kembali melakukan kerja sama rudal jarak jauh dengan Iran, tapi mereka tidak membeberkan buktinya.