REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN --- Kritikus Kremlin Alexei Navalny telah dibolehkan pulang dari rumah sakit Charite, Berlin. Navalny dirawat di rumah sakit tersebut selama 32 hari, dengan 24 hari di antaranya berada dalam perawatan intensif.
"Kondisi pasien cukup membaik sehingga dia telah dibolehkan keluar dari perawatan," ujar pernyataan rumah sakit Charite.
Navalny diduga mengalami keracunan dalam penerbangan dari Siberia pada bulan lalu. Dia kemudian diterbangkan ke Berlin dalam keadaan koma.
Pemerintah Jerman mengungkapkan bahwa Navalny telah diracun oleh agen saraf Novichok, dan menyerukan agar Rusia melakuan penyelidikan atas insiden tersebut. Laboratorium di Swedia dan Prancis juga menemukan agen saraf serupa dalam tubuh Navalny.
Moskow sejauh ini menolak membuka penyelidikan atas insiden peracunan Navalny. Kremlin berulang kali membantah bahwa mereka terlibat dalam peracunan tersebut. Diketahui, agen saraf Novichok sebelumnya juga digunakan untuk meracuni mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury, Inggris pada 2018.
Rumah sakit Charite menyatakan, dokter yang merawat Navalny optimistis bahwa pasiennya dapat sembuh total. Tapi masih terlalu dini untuk mendeteksi potensi efek jangka panjang dari racun yang memasuki tubuhnya.
"Keputusan untuk mempublikasikan detail kondisi Tuan Navalny dibuat dengan berkonsultasi dengan pasien dan istrinya," ujar pernyataan rumah sakit Charite.
Dalam sebuah unggahan di Instagram pada Sabtu (19/9), Navalny mengatakan, dia kesulitan menggunakan ponselnya, menuangkan air, atau menaiki tangga karena tangan dan kakinya gemetar. Kemudian pada Senin (21/9), dia meminta Rusia untuk menyerahkan pakaian yang dikenakannya ketika mengalami koma.
Navalny menuding Moskow telah menyembunyikan bukti penting dalam kasus peracunannya. Dia mengatakan, pakaiannya diambil oleh Rusia sebelum dia diterbangkan ke Jerman untuk menjalani perawatan medis.
Sebelumnya, Navalny mengatakan, dia berencana untuk kembali ke Rusia setelah pulih. Mengonfirmasi laporan tersebut, juru bicara Navalny, Kira Yarmysh menulis di Twitter. "Tidak ada pilihan lain yang pernah dipertimbangkan."