REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Korea Utara untuk PBB Kim Song Kim Song mengatakan kini negaranya memiliki 'sistem pertahanan yang efektif dan dapat diandalkan dalam membela diri'. Kim mengatakan Korut fokus untuk mengembangkan ekonomi. Ia mengakui sanksi-sanksi internasional mempersulit upaya tersebut.
"Situasi anti-epidemi di negara kita sekarang di bawah kendali yang aman dan stabil," kata Kim berpidato di depan Majelis Umum PBB.
Hasil tersebut adalah buah dari tindakan yang diambil untuk menahan penyebaran virus corona. Korea Utara (Korut) mengatakan tidak memiliki kasus yang dikonfirmasi meskipun beberapa pejabat AS meragukan klaim itu.
Korut terbebani oleh sanksi internasional yang keras atas program rudal nuklir dan balistiknya. Pyongyang juga menghadapi kerusakan ekonomi yang signifikan dari penutupan perbatasan yang ketat dan tindakan lain yang bertujuan untuk mencegah wabah virus corona. Negara tersebut juga berjuang untuk mengatasi kerusakan akibat badai dan banjir baru-baru ini.
"Berdasarkan jaminan yang dapat diandalkan untuk menjaga keamanan negara dan rakyat, DPRK sekarang mengarahkan semua upayanya untuk pembangunan ekonomi," kata Kim merujuk pada resmi negaranya, Republik Demokratik Rakyat Korea.
Kim menegaskan Korut sangat membutuhkan lingkungan eksternal yang mendukung pembangunan ekonomi. "Namun, kita tidak bisa menjual martabat kita hanya dengan harapan akan transformasi yang brilian, martabat yang kita pertahankan sama berharganya dengan hidup kita sendiri. Ini adalah posisi teguh kami," katanya.
Dia mengatakan,Pyongyang masih terancam oleh perangkat keras militer seperti pesawat tempur siluman yang digunakan di Semenanjung Korea. Dia menegaskan saat ini Korut terancam oleh segala jenis serangan nuklir.
"Perdamaian sejati hanya dapat dijaga jika seseorang memiliki kekuatan mutlak untuk mencegah perang itu sendiri. Karena kami telah memperoleh penangkal perang yang andal dan efektif untuk pertahanan diri dengan mengencangkan ikat pinggang kami, perdamaian dan keamanan semenanjung Korea dan kawasan itu sekarang dipertahankan dengan kuat," ujar Kim.
Pemantau sanksi PBB melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB pada Agustus bahwa Korut sedang menekan dengan program senjata nuklirnya. Beberapa negara percaya bahwa Pyongyang mungkin mengembangkan perangkat nuklir miniatur agar sesuai dengan hulu ledak rudal balistiknya.
Wakil direktur organisasi pemantau Korut 38 North dan peneliti Stimson Center, Jenny Town, mengatakan pidato Kim Song tidak menunjukkan 'ancaman atau petunjuk mengenai unjuk kekuatan di masa mendatang'. Town mengatakan pernyataan Kim Song fokus pada 'pemulihan situasi internal'.
"(Saat sanksi-sanksi Korut dicabut) mereka tidak akan menyerahkan senjata mereka dengan mudah hanya berdasarkan janji masa depan yang lebih cerah," kata Town.
Town menambahkan harus ada langkah yang diambil untuk membuktikan hubungan mereka dengan Amerika Serikat (AS) sudah berubah sebelum akhirnya Pyongyang mengambil langkah yang dapat membahayakan keamanan mereka.