Kamis 15 Oct 2020 22:50 WIB

Rusia Mundur dari Perundingan Jatuhnya Pesawat MH17

Rusia menuding Belanda dan Australia enggan memastikan apa yang sebenarnya terjadi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pecahan badan pesawat MH17 Malaysia Airlines yang hancur di dekat Desa Rozsypne, timur Ukraina, 3 Agustus.
Foto: EPA/Jerry Lampen
Pecahan badan pesawat MH17 Malaysia Airlines yang hancur di dekat Desa Rozsypne, timur Ukraina, 3 Agustus.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis mengatakan mundur dari perundingan jatuhnya pesawat MH17, milik Malaysia Airlines, dengan Belanda dan Australia. Rusia menuding kedua negara tersebut enggan memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

MH17 sedang dalam perjalanan dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur ketika ditembak jatuh oleh rudal yang berasal dari wilayah kekuasaan pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur, menurut penyelidik internasional. Seluruh 298 orang di dalam pesawat tewas seketika.

Baca Juga

Setelah bertahun-tahun mengumpulkan bukti, Tim Investigasi Gabungan pimpinan Belanda (JIT) tahun lalu mengungkapkan peluncur rudal yang digunakan untuk menghantam pesawat sipil itu berasal dari pangkalan militer Rusia, tepat di seberang perbatasan.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengaku keputusannya untuk mundur dari perundingan tersebut terjadi sebagai respons terhadap sikap pemerintah Belanda, yang mengajukan tuntutan terhadap Moskow di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa pada Juli tahun ini.

"Tindakan tak bersahabat semacam itu dari Belanda membuat upaya melanjutkan pembicaraan tripartit menjadi tidak berarti," demikian menurut pernyataan kementerian. Rusia menyebut investigasi pimpinan Belanda "bias, direkayasa, dan dipolitisasi".

"Australia dan Belanda tidak berusaha memahami apa yang telah terjadi pada musim panas 2014 dan justru bermaksud membuat Rusia mengaku bersalah dan memperoleh kompensasi bagi para kerabat korban," katanya.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengaku sangat terkejut dengan keputusan sepihak Rusia untuk mundur dari perundingan tentang pertanggungjawaban mereka atas peristiwa jatuhnya pesawat MH17, serta waktu pengunduran diri itu.

"Ini menyakitkan bagi keluarga terdekat korban," katanya kepada media Belanda di Brussels.

Rutte mengatakan Belanda akan melanjutkan perundingan dengan Australia untuk mengakomodasi 298 korban dan kerabat mereka. Dalam pernyataan terpisah, Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok mengatakan Belanda "menyayangkan sekali" keputusan Rusia untuk mundur dari perundingan tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement