Selasa 27 Oct 2020 18:42 WIB

Saat Siswa Baca Alquran, Bom Meledak di Sekolah Pakistan

Alat ledak yang digunakan dinilai canggih dengan pengatur waktu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Ledakan bom (ilustrasi).
Foto: EPA/Hedayatullah Amin
Ledakan bom (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Ledakan terjadi di sebuah sekolah agama di kota Peshawar, Pakistan barat laut, pada Selasa (27/10). Polisi melaporkan, peristiwa ini telah menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 109 lainnya.

Ledakan itu terjadi di Masjid Speen Jamaat yang juga berfungsi sebagai sekolah agama bagi komunitas lokal di daerah Koloni Dir. Ledakan terjadi pada pukul 08.30 waktu setempat.

"[Siswa] sedang membaca Alquran di sini, saat itulah ledakan terjadi," kata kepala polisi Peshawar, Muhammad Ali Khan, kepada wartawan di dekat tempat kejadian.

"Penyelidikan awal menunjukkan [...] bahwa lima hingga enam kilogram bahan peledak digunakan [dan] bahwa seseorang datang ke sini dan meninggalkan sekantong bahan peledak," ujar Khan dikutip dari AlJazirah.

Kepala unit penjinak bom dari kepolisian provinsi, Shafqat Malik, mengatakan perangkat yang digunakan canggih dan melibatkan ledakan dengan pengatur waktu. “Bukti forensik yang kami ambil, menunjukkan bahwa itu sekitar lima kilogram bahan peledak dan itu adalah alat yang diatur waktunya,” katanya.

Malik menjelaskan, alat yang digunakan perangkat berkualitas tinggi. Dugaan sementara bahan peledaknya adalah TNT. "Ada banyak kerusakan, dan [serangan] ini telah direncanakan dengan sangat matang,” ujarnya.

Rekaman televisi dari lokasi ledakan menunjukkan kerusakan signifikan pada interior ruang shalat utama masjid, dengan cekungan menghiasi langit-langit dan puing-puing berserakan di lantai. Hingga saat ini belum ada klaim tanggung jawab atas serangan itu.

Setidaknya 83 dari mereka yang terluka dirawat di Rumah Sakit Lady Reading (LRH), rumah sakit pemerintah utama kota. Sementara 26 lainnya dibawa ke rumah sakit Naseerullah Khan Babar.

Pejabat di Rumah Sakit Lady Reading, mengatakan lima korban luka dalam kondisi kritis. "[Kami] telah merujuk mereka ke pusat luka bakar [untuk perawatan], dan dua orang berada di ruang operasi. Sebagian besar pasien mengalami luka bakar," ujarnya.

Pejabat rumah sakit Naseerullah Khan, Babar Shafiq-ur-Rehman, mengatakan korban luka yang dibawa kepada mereka hampir semuanya sudah dipulangkan. “Mereka semua mengalami luka ringan, patah tulang dan semacamnya,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement