REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapore Airlines pada Selasa (3/11) meluncurkan paket pelatihan untuk mendapatkan pemasukan di tengah krisis penerbangan akibat Covid-19. Program kursus tersebut meliputi layanan pelanggan dan manajemen krisis yang diluncurkan di bawah Akademi Singapore Airlines.
Setelah menyelenggarakan kursus tiga hari bagi 25 petugas perawatan pasien di Rumah Sakit Khoo Teck Puat pada September lalu, Singapore Airlines kini memperluas layanannya pada perusahaan di sektor ritel, makanan dan industri konstruksi.
Wakil presiden senior Vanessa Ng menyapampaikan Singapore Airlines menerima banyak permintaan dari banyak lembaga yang ingin mengetahui bagaimana perusahaannya mencapai reputasi dalam layanan industri dan transformasi digital.
“Singapore Airlines Academy memiliki potensi untuk menambah sumber pendapatan baru di tahun-tahun mendatang,” kata Vanessa.
Namun, maskapai Singapura itu menolak mengungkapkan pendapatan yang diproyeksikan dari proyek baru ini. Kapten Senthilvalavan Ganapathi, seorang pilot selama 21 tahun dan kini menjadi pelatih akademi, mengatakan pandemi Covid-19 memicu Singapore Airlines memperluas layanan di luar penerbangan.
Sebelum pandemi, Kapten Senthilvalavan membantu melatih sekitar 200 pilot per tahun. Dia mengatakan peran pilot telah berevolusi dari hanya mengoperasikan mesin menjadi mengelola sumber daya manusia dan mampu bereaksi dalam situasi tak terduga.
“Keterampilan ini dapat ditransfer ke industri lain,” kata dia.
Sekarang Kapten Senthilvalavan berharap dapat bisa belajar dari orang-orang yang dia latih.
“Mengajar milenial dapat membantunya lebih memahami dan berhubungan dengan generasi muda,” ujar dia.
September lalu, Singapore Airlines (SIA) Group memangkas 4.300 posisi di seluruh maskapai penerbangannya, demi memulihkan industri yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Chief Executive Officer Singapore Airlines Goh Choon Phong mengatakan keputusan itu harus dilakukan karena jalan menuju pemulihan akan panjang dan penuh ketidakpastian.
“Melepaskan orang-orang yang berharga dan berdedikasi adalah keputusan sulit dan paling menyakitkan yang harus saya buat dalam 30 tahun bersama SIA,” ujar Goh Choon Phong, dalam siaran persnya.